Petani di Banyuwangi Resah, Tanaman Diacak-acak Kawanan Kera Ekor Panjang

Petani di dua desa yakni Kemiren dan Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi dibuat resah oleh kawanan kera ekor panjang. Kawanan kera ini kian mengganas hingga merusak tanaman pangan di lahan milik warga.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 24 Nov 2022, 20:02 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 20:02 WIB
Kawanan Kera ekor panjang nampak memanjat pohon kelapa di area persawahan warga di Desa Tamansuruh, Glagah, Banyuwangi. (Istimewa).
Kawanan Kera ekor panjang nampak memanjat pohon kelapa di area persawahan warga di Desa Tamansuruh, Glagah, Banyuwangi. (Istimewa).

Liputan6.com, Banyuwangi - Petani di dua desa yakni Kemiren dan Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi dibuat resah oleh kawanan kera ekor panjang. Dalam beberapa tahun terakhir, kawanan kera ini kian mengganas hingga merusak tanaman pangan di lahan milik warga.

Katemin, petani Desa Tamansuruh engatakan, sebetulnya kawanan kera ini sudah ada di wilayah tersebut. Namun sejak tiga tahunan ini kera kian membabi buta hingga merusak tanaman pertanian warga.

"Kera-kera ini jumlahnya ratusan bahkan ribuan," kata Katemin, Kamis (24/11/2022).

Kawanan kera tersebut merusak dan memakan semua tanaman milik petani setempat. Mulai buah-buahan hingga tanaman padi. Mereka mengaku terancam gagal panen.

"Selama bertahun-tahun kera-kera tersebut merusak berbagai jenis tanaman mulai ubi, pisang, durian hingga tanaman padi. Kami sering merugi akibat keberadaan hama kera ini," ungkapnya.

Petani menganggap, keberadaan kawanan kera tersebut sudah menjadi hama. Sehingga, mereka harus bekerja lebih keras untuk menjaga tanaman pertaniannya.

“Durian kalau buahnya sudah mulai besar diambil, kalau padi mulai berbuah itu dirusak. Ini sudah menjadi hama, kalau dibiarkan orangnya gak makan,” jelas Katemin.

Dia membeberkan, kawanan kera ini biasanya datang ke sawah atau kebun saat pemiliknya tidak ada. Terutama saat pagi hari sebelum pemiliknya datang. Atau sore hari pada saat pemilik sawah atau kebun sudah pulang.

"Pokoknya kalau pas sawahnya sepi, keranya datang," bebernya.

Petani Hanya Bisa Pasrah

Senada dikatakan Mislan, petani Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Keberadaan ratusan bahkan ribuan kera itu, telah mengusik ketenangan warga.

“Para petani mengeluh. Saya tidak tahu dari mana asalnya. Keranya ribuan. Besar, ekornya panjang,” sebutnya.

Mislan menjelaskan, semua jenis tanaman di sawah maupun di kebun dirusak oleh kawanan kera tersebut. Seperti di sawahnya sendiri ada beberapa jenis tanaman yang dirusak, mulai pisang, ubi kayu dan juga padi.

"Petani di sini siaga penuh adanya kawanan kera itu. Untuk buah-buahan atau pisang, jika tidak dibungkus dengan baik dan kuat maka dijamin akan habis oleh kera tersebut," tukasnya.

Selama ini, kata Mislan, petani hanya bisa pasrah. Bahkan beberapa hari lalu buah di kebunnya juga ikut rusak karena dijarah kawanan kera.

“Kemarin pisang saya di makan. Ada yang dirusak. Ubi kayu dicabut dipakai untuk mainan. Kalau tidak percaya tanyakan ke petani lain. Selama ini, petani hanya bisa pasrah,” tutupnya.

 

 

Infografis Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas
Infografis Manfaat Mandi Air Dingin dan Panas. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya