Liputan6.com, Malang - Kepolisian di Kota Malang secara bertahap mengecek penjualan bahan kimia mudah meledak di sejumlah toko kimia di wilayah Kecamatan Sukun. Patroli itu dilakukan pasca peristiwa ledakan di Blitar yang menimbulkan korban jiwa dan materi akhir pekan lalu.
Selain pasca peristiwa ledakan di Blitar, patroli penjualan bahan kimia mudah meledak oleh Polresta Malang Kota itu sebagai antisipasi jelang Ramadan. Sebab, momen itu sering jadi ajang masyakat membuat petasan dengan dalih meramaikan bulan suci bagi umat muslim itu.
Baca Juga
Kepala Polsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar, mengatakan untuk tahap awal ini ada sejumlah toko bahan kimia di wilayah Bandulan, Sukun. Barang yang menjadi sasaran patroli pengecekan itu seperti belerang, fosfat dan berbagai jenis bahan beresiko menyebabkan ledakan.
Advertisement
“Antisipasi dan pencegahan peristiwa tidak diinginkan mengingat sebentar lagi memasuki Ramadan,” katanya, Kamis, 23 Februari 2023.
Sejauh ini patroli petugas yang terdiri dari unsur kepolisian dan TNI itu tak menemukan ada toko kimia menjual bahan berbahaya yang bisa digunakan untuk merakit petasan. Petugas berharap pemilik toko tidak secara serampangan memperjualkan barang kategori bahaya itu.
“Kami utamakan dialogis, ada imbauan dan edukasi agar tidak sembarangan jual beli karena dampaknya bisa membahayakan semua pihak,” ujar Nyoto.
Kepala Polresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, menginstruksikan seluruh jajarannya agar melaksanakan patroli secara berkala ke toko atau tempat penjualan bahan kimia di wilayah masing – masing.
“Utamakan dialogis dan mengedukasi agar ada paham tak menjual barang dan bahan berbahaya,” ucap Budi Hermanto.
Ledakan di Blitar
Ledakan hebat terjadi di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, pukul 22.30 WIB, Minggu, 19 Februari 2023 malam. Peristiwa ledakan dari bahan untuk meracik petasan itu mengakibatkan 4 orang meninggal dunia dan 23 warga terluka.
Peristiwa itu juga menimbulkan kerusakan besar dengan tercatat sedikitnya 31 bangunan rusak, terdiri dari 31 rumah warga dan 1 masjid. Pemerintah daerah setempat telah menerbitkan surat keputusan bupati terkait tanggap darurat bencana sosial.
Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim menyebut ada tiga bahan baku isian petasan atau peledak kategori rendah (low explosive) yang ditemukan di rumah korban. Lokasi bahan itu di area dapur, diduga tempat korban meracik bahan untuk dijadikan petasan.
Advertisement