Liputan6.com, Nganjuk - Sejumlah pesilat dari perguruan silat terlibat tawuran di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk pada Minggu (5/3/2023) pagi.
Aksi saling lempar batu mewarnai aksi tawuran tersebut. Akibatnya, belasan rumah warga rusak dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Kepala Desa Nglundo Muhammad Anshori mengatakan, tawuran antarpesilat itu membuat perempuan dan anak-anak ketakutan. Dia menuturkan bahwa aksi saling lempar batu yang terjadi di wilayahnya sangat menegangkan.
Advertisement
"Aksi lempar batu sekitar waktu subuh. Lemparan batu itu seperti hujan batu," ujar Anshori, Minggu (5/3/2023), dikutip dari akun Instagram @asli.nganjuk.
"Ada yang luka-luka tapi ringan, lalu juga ada belasan rumah rusak kena lemparan batu. Genteng, kaca, dan juga meja kursi rusak," ungkapnya.
Tak lama setelah kejadian, video yang menunjukkan aksi tawuran antarpesilat di gapura masuk Desa Nglundo itu tersebar luas melalui grup-grup aplikasi percakapan WhatsApp.
Tawuran antarpesilat bukanlah hal baru. Di beberapa daerah lain, aksi serupa kerap terjadi bahkan hingga memakan korban jiwa.
Tindak Tegas
Merespons aksi tawuran antarpesilat yang terjadi di Desa Nglundo, Kabupaten Nganjuk, para warganet mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk menindak tegas oknum-oknum yang merugikan banyak pihak tersebut.
“Sampai kapan sumber daya manusia rendah ini sadar? Jawabannya tergantung ketegasan Pemkab dalam menindak urusan yang menyangkut nyawa,” komentar pemilik akun Instagram @sdavidbd_
Advertisement