El Nino Potensi Intai Jatim, Khofifah Ajak Warga Gotong Royong, Bentuk Desa Tangguh

Khofifah berharap dampak El Nino ke depan dapat diantisipasi bersama-sama secara komprehensif. Salah satunya dengan membentuk desa tangguh. Terdapat sebanyak 7.724 desa yang tersebar di 38 kabupaten/ kota wilayah Jatim.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 28 Apr 2023, 10:13 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2023, 07:00 WIB
Kekeringan melanda sebagian wilayah Filipina, akibat hantaman El Nino berkepanjangan (AFP)
Kekeringan melanda sebagian wilayah Filipina, akibat hantaman El Nino berkepanjangan (AFP)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan wilayah Indonesia dimungkinkan terjadi El Nino kering dengan intensitas rendah setelah tahun ini menghadapi pasca Lalina basah. Untuk itu harus diwaspadai.

Kekeringan akibat El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

“Potensi El Nino yang akan melanda Indonesia perlu kita waspadai bersama. Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi juga akan meningkatkan jumlah titik api, sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” katanya, dilansir dari Antara, Kamis (27/4/2023).

Pengalaman dampak El Nino di tahun 2015 di antaranya mengguncang sektor ekonomi karena mengakibatkan kekeringan tanaman padi seluas 597 ribu hektare di wilayah Indonesia

Khofifah berharap dampak El Nino ke depan dapat diantisipasi bersama-sama secara komprehensif. Salah satunya dengan membentuk desa tangguh. Terdapat sebanyak 7.724 desa yang tersebar di 38 kabupaten/ kota wilayah Jatim.

Khofifah menekankan pentingnya gotong royong seluruh elemen strategis dalam mewujudkan desa tangguh untuk menekan risiko bencana.

"Ketangguhan itu akan membentuk resiliensi. Tentu perlu sosialisasi, edukasi dan pelatihan secara masif berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana," ujarnya.

Sementara itu, setiap 26 April diperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional dengan tema "Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana".

Selaras dengan tema tersebut, Khofifah mengungkapkan ketangguhan berkaitan kesiapsiagaan menghadapi bencana perlu dibangun dari lini yang paling bawah.

"Seluruh elemen masyarakat hingga lini terbawah semua harus siap untuk mewujudkan bangsa yang tangguh bencana. Tentu sosialisasi, edukasi dan pelatihan tidak cukup disampaikan sekali lalu selesai. Ini adalah bekal bagi kita semua untuk mengantisipasi jika terjadi bencana," katanya.

 

Sosialisasi ke Masyarakat

Untuk itu Khofifah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing kabupaten/kota wilayah Jatim agar memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di titik-titik yang berpotensi rawan bencana.

Kegiatan sosialisasi, edukasi dan pelatihan harus dilakukan sesering mungkin, terlebih Jatim merupakan wilayah ring of fire.

'Kalau kegiatan ini rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak," ujarnya.

Lebih lanjut Khofifah berharap budaya tangguh bencana tertanam di masyarakat.

"Ini akan berdampak pada pengurangan resiko bencana. Sehingga mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat menjadi penting," tuturnya.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya