Pengamat: Tidak Bisa Rekonsiliasi Keluarga Gus Dur, Cak Imin Tidak Akan Dapat Elektoral yang Kuat di Jatim

Pengamat Politik dari Universitas Airlangga Pribadi Kusman menyoroti deklarasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan Muhaimin Iskandar yang digelar di Surabaya, Sabtu (3/9/2023).

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2023, 10:31 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2023, 10:09 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) (Istimewa)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Pengamat Politik dari Universitas Airlangga Pribadi Kusman menyoroti deklarasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang digelar di Surabaya, Sabtu (3/9/2023).

Dosen Ilmu Politik Unair ini mengatakan, dipilihnya Ketua Umum PKB tersebut sebagai pendamping Anies dengan tujuan untuk mendulang suara di Jawa Timur. Sebab, menurutnya, Jawa Timur selalu menjadi kunci kemenangan pada pilpres terutama pada Pemilu 2014 dan 2019.

"Jawa Timur selalu menjadi kunci baik 2014 maupun 2019. Nah disitu juga PKB memiliki suara yang cukup besar di Jawa Timur. Tapi belum tentu juga Cak Emin ini bisa mendulang suara dan figur yang memiliki elektoral yang kuat di Jawa Timur. Artinya ini dua hal yang berbeda," kata Airlangga Pribadi Kusman, Sabtu (3/9/2023).

Menurutnya, terkait duet Anies dan Muhaimin ini memiliki banyak persoalan, salah satu persoalannya adalah Cak Imin belum tentu bisa mendapatkan elektoral dari NU dan Gus Durian, karena massa inilah yang mendominasi di Jawa Timur, dan itu terbukti oleh angka survei Cak Imin yang masih rendah.

"Ada satu hal yang menjadi tugas dan PR (pekerjaan rumah) dari Cak Imin sebetulnya yaitu bagaimana merangkul suara dari Gus Durian kultural, ini cukup besar. Selama Cak Imin tidak bisa melakukan rekonsiliasi dan membangun komunikasi dengan keluarga Gus Dur maka sebagai figur, dia tidak akan mendapatkan elektoral yang kuat di Jawa Timur yang masih NU. Nah ini menjadi PR tersendiri dalam jangka waktu yang tidak panjang seperti sekarang," katanya.

Representasi Konstituen yang Berbeda

Anies Baswedan dan Cak Imin
Beberapa jam setelah mendeklarasikan diri sebagai bakal capres, Anies Baswedan pamer sejumlah pose bareng Cak Imin di medsos disertai pesan kebangsaan. (Foto: Dok. Instagram @aniesbaswedan)

Selain itu, dua partai ini mewakili representasi konstituen yang berbeda baik dalam konteks perspektif bersamanya maupun pilihan politik," lanjutnya.

Sebab, kata dia, PKB selama ini cenderung mendukung kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, sebagian massa pendukung Anies Baswedan cenderung memilih tagline perubahan dan berada pada posisi kritik terhadap kekuasaan.

"Ini memunculkan komplikasi, bagaimana mengkonsolidasi kekuatan tersebut, dan juga Cak Imin belum teruji sebagai figur yang memiliki elektoral yang kuat," ungkapnya.

Infografis Ragam Tanggapan Geger Kabar Duet Anies-Cak Imin dan Tudingan Khianat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Geger Kabar Duet Anies-Cak Imin dan Tudingan Khianat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya