Liputan6.com, Banyuwangi - Sebanyak 13,5 ribu ton beras impor asal Vietnam kembali mendarat di Banyuwangi via Pelabuhan Tanjungwangi. Beras tersebut akan digunakan untuk persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Beras impor yang masuk ke gudang beras di Banyuwangi dipakai untuk mencukupi kebutuhan daerah defisit,”ujar Kepala Bulog Banyuwangi Harisun, Rabu (13/12/2023).
Baca Juga
Selain digunakan untuk mencukupi beberapa daerah di Jawa Timur, beras juga akan didistribusikan ke Porvinsi lain seperti Bali dan NTT.
Advertisement
“Terakhir kami mengirim ke Bali sebanyak 3 ribu ton. Sementara untuk pengiriman selanjutnya, kami masih menunggu penugasan dari Kantor Bulog pusat,” ucapnya.
Belasan ribu ton beras tersebut merupakan kiriman dua kloter terakhir, yakni masing-masing sebanyak 10,4 ribu ton dan 3,1 ribu ton.
“Untuk yang 10,4 ribu ton, proses bongkar muat telah selesai. Sementara untuk yang 3,1 ribu ton, hari ini masih berlangsung,” paparnya.
Menurut Harisun, jika ditotal sejak awal tahun, gudang Bulog Banyuwangi telah kedatangan beras impor sebanyak delapan kali. Kapal-kapal dari Thailand dan Vietnam telah memasok beras sebanyak 45 ribu ton.
Selain untuk memasok daerah lin, beras impor juga disebarluaskan ke masyarakat dalam kemasan stabilisasi pasokan dan harga pangan atau yang lebih dikenal beras SPHP.
Saat ini, stok beras di gudang Bulog mencapai sekitar 10.200 ton. Jumlah itu mencukupi untuk ketahanan pangan sekitar lima bulan ke depan.
Kebutuhan Beras Banyuwangi Aman
Jumlah stok itu belum termasuk beras impor yang proses bongkarnya tengah berlangsung saat ini.
“Kalau untuk kebutuhan Banyuwangi, kami pastikan aman,”tegasnya.
Di sisi lain jumlah konsumsi beras di Kabupaten Banyuwangi cenderung naik signifikan saat hari-hari besar keagamaan.
Catatan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan setempat menunjukkan, kenaikan konsumsi masyarakat naik lebih dari 50 persen saat hari-hari besar.
Sementara data Bulog menunjukan, jumlah konsumsi harian beras di Banyuwangi berkisar di angka 3 ribu ton per bulan. Artinya, kenaikan sekitar 50 persen akan membuat jumlah konsumsi mencapai 4,5 ribu ton.
Advertisement