Adhy Karyono: TPID Jatim Berhasil Kendalikan Inflasi Sesuai Target 2,82 Persen

Adhy Karyono mengatakan, pengendalian inflasi di Jawa Timur sudah memenuhi target. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim berhasil menjaga stabilitas inflasi dan harga pangan secara year on year (y on y) di angka 2,82 persen.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Jun 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2024, 10:00 WIB
mengatakan, pengendalian inflasi di Jawa Timur. (Istimewa)
mengatakan, pengendalian inflasi di Jawa Timur. (Istimewa)

 

Liputan6.com, Surabaya - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, pengendalian inflasi di Jawa Timur sudah memenuhi target. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)  Jatim berhasil menjaga stabilitas inflasi dan harga pangan secara year on year (y on y) di angka 2,82 persen.

“Dengan inflasi di Jatim yang sangat terkendali, menunjukkan bahwa strategi-strategi yang kita terapkan bersama untuk menjaga stabilitas harga pangan sudah on the track dan berjalan dengan sangat baik,” ujarnya, Jumat (14/6/2024).

Adhy juga menggarisbawahi pesan Presiden Jokowi terkait pentingnya melakukan langkah antisipasi selama musim kemarau panjang. Yang mana, produktivitas daerah penopang pangan nasional harus tetap menjaga produktivitas bahkan jika bisa meningkatkan hasil bahan pangan yang berlipat.

Terkait ini, Adhy menegaskan bahwa Jatim memiliki lahan yang sangat luas dan menghasilkan beberapa komoditas yang bernilai surplus. Salah satu yang utama yaitu beras.

Akan tetapi, meski percaya diri akan tetap surplus di tahun ini, Adhy menegaskan bahwa Pemprov Jatim juga telah mengambil langkah antisipasi dalam menghadapi kemarau panjang.

“Ancaman musim kemarau diantaranya adalah potensi terjadinya pengurangan stok akibat menurunnya produktivitas. Maka sari itu, ini harus kita antisipasi betul, agar produktivitas kita tetap terjaga dan kalau bisa ditingkatkan,” ujarnya.

Terkait masalah ini, Adhy menjelaskan bahwa pemerintah pusat sudah memberikan sejumlah bantuan. Seperti diantaranya 6.000 pompa air yang diberikan pemerintah pusat untuk sektor pertanian di Jatim. Dengan demikian, pihaknya optimistis bahwa di musim kemarau nanti produktivitas akan tetap bisa dilakukan.

Bahkan dengan adanya pompa tersebut, masa panen bisa ditingkatkan dari yang semula satu kali, bisa dua sampai tiga kali dalam setahun. Dengan target hasil panen melimbah dan bisa menjaga stabilitas inflasi dan daya beli masyarakat dengan baik.

“Selain itu, mampu mencegah gagal panen di musim kemarau sehingga kebutuhan dan ketersediaan pasokan yang selama ini disuplai Jatim kepada 20 provinsi dapat terpenuhi,” ungkapnya.

 

Komoditas Unggulan Pertanian dan Perkebunan di Jatim Cukup Banyak

Tim satgas pangan Polda Jatim mengecek ketersediaan beras di pasar dan toko. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Tim satgas pangan Polda Jatim mengecek ketersediaan beras di pasar dan toko. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Menyinggung komoditas unggulan yang perlu dilakukan riset untuk meningkatkan produksi, Adhy menambahkan bahwa komoditas unggulan sektor pertanian dan perkebunan di Jatim cukup banyak seperti beras, kopi, nanas, apel dan kakao. Dan semuanya sudah dikontrol untuk secara bertahap dilakukan peningkatan produksi.

“Jadi terkait riset dan BRIN kami meminta dilakukan penelitian terkait budidaya bahan pangan dan kita diarahkan untuk fokus ke sektor pertanian padi dan palawijaya supaya meningkatkan produktivitas,” ungkapnya.

“Tidak hanya sektor pertanian dan perkebunan, di sektor budidaya perikanan Jatim juga memiliki keunggulan yakni ikan air tawar maupun lobster,” tutupnya.

Infografis Bahan Pangan Lokal Bernutrisi tapi Jarang Diketahui
Infografis Bahan Pangan Lokal Bernutrisi tapi Jarang Diketahui. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya