Pengertian
Botulisme adalah penyakit yang menyerang saraf dan disebabkan oleh bakteri clostridium botulinum. Bakteri ini sering ditemukan pada tanah dan air. Sebenarnya, bakteri clostridium botulinum tidak menyebabkan penyakit, namun toksin yang dihasilkan dapat menyebabkan botulisme.
Toksin dari bakteri clostridium botulinum dapat menyebabkan paralisis flaksid (kejang atau lumpuh otot) pada manusia dan hewan. Biasanya, bagian yang paling sering diserang adalah sistem saraf (seperti otak dan tulang belakang) dan dapat menyebabkan kelumpuhan otot.
Bakteri biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makan atau luka. Botulisme dapat menyerang siapa saja, namun tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.
Penyebab
Botulisme disebabkan karena bakteri clostridium botulinum, yaitu bakteri anaerobik, gram-positif, dan berbentuk batang. Spora dari bakteri ini tahan terhadap sejumlah tekanan lingkungan seperti panas, asam tinggi, dan dapat menjadi aktif dalam asam rendah (pH lebih dari 4,6).
Toksin botulinum memiliki berbagai tipe. Tipe A,B, E, dan F menyebabkan gangguan pada manusia. Sedangkan toksin tipe A, B, dan E menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui makanan, dengan tipe E spesifik untuk produk ikan.
Selain lewat makanan, botulisme dapat terjadi akibat terpaparnya luka terbuka oleh toksin botulisme. Toksin botulinum bisa sampai ke saraf terminal dan menyebabkan gangguan transmisi sinaptik eksitatori.
Diagnosis
Diagnosis botulisme ditentukan lewat pemeriksaan pada pasien dengan riwayat terpapar toksin dan adanya gejala klinis yang khas. Pasien kemungkinan mengalami masalah karena adanya riwayat konsumsi makan makanan kaleng dan karena adanya keluhan berbagai gangguan saraf seperti diplopia, penglihatan kabur, mulut kering, dan kesulitan menelan.
Beberapa penyakit dengan gejala yang mirip dan perlu disingkirkan adalah Guillain-Barre Syndrome, stroke, dan Mysathenia gravis.
Gejala
Gejala penyakit botulisme dimulai 18–24 jam setelah makan makanan yang beracun. Berbagai gejala yang dapat timbul adalah:
- gangguan penglihatan
- ketidakmampuan menelan
- kesulitan bicara
- tanda-tanda paralisis (kejang, lemah, lumpuh otot) berjalan progresif
- paralisis otot pernafasan
- henti jantung.
Pengobatan
Pengobatan botulisme memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penyakit ini bisa menjadi gangguan yang mengancam nyawa.
Mengosongkan lambung untuk mengeluarkan makanan yang terkontaminasi biasanya akan segera dilakukan. Pemberian antitoksin tidak dapat menghentikan kerusakan yang sudah terjadi. Namun pemberian antitoksin dapat memperlambat kerusakan yang terjadi. Pemberian antitoksin biasanya efektif jika diberikan dalam waktu 72 jam setelah terjadinya gejala.
Pencegahan
Pencegahan botulisme dapat dilakukan dengan memasak makanan dengan baik pada suhu 80° C selama 30 menit. Dengan melakukan hal ini, maka Anda sudah mencegah terjadinya botulisme yang disebarkan melalui makanan.
Makanan kaleng yang sudah rusak harus dibuang. Perhatikan makanan kaleng yang Anda makan, hindari kaleng yang sudah rusak atau menggembung. Cucilah tangan Anda setiap Anda memegang makanan atau berkontak dengan orang yang menderita botulinum.
Berita Terbaru
Profil Leatomu, Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Putri dari Belanda Keturunan Maluku
Cara Mandi Wajib Setelah Haid Beserta Doanya, Panduan Lengkap bagi Muslima
Awalnya Takut Lama-Lama Keterusan, Ini Penyebab Wanita Rentan Terjerumus Zina Menurut Buya Yahya
Tips Hilangkan Beruntusan di Dahi dengan Masker Madu dan Garam, Viral di Tiktok
Razman Merasa Dizalimi Setelah Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Berkas Perkara P21
Cara Merawat Tanaman agar Tumbuh Subur dan Sehat
Tanda-Tanda Anak Cerdas Sejak Lahir hingga Usia 5 Tahun, Apa Saja Indikatornya?
Survei Terbaru Elektabilitas RK-Suswono di Bawah Pramono-Rano, PKS: Anak Abah Masih Banyak
Wajib Diketahui! 8 Bahan Dapur untuk Meredakan Asam Urat, Solusi Alami dan Efektif
Kapan Hari Ayah Indonesia? Ini Fakta dan Sejarah di Baliknya
Vladimir Putin Terima Kunjungan Menlu Korea Utara di Moskow, Bahas Apa?
Cara Minum Kelapa Hijau untuk Obat: Manfaat dan Aturan Konsumsi