Korea Utara Ungkap Mahasiswa AS Meninggal karena Botulisme

Apa itu botulisme?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Jun 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2017, 15:00 WIB
20160316-Hanya Karena Curi Pamflet, Mahasiswa AS Dihukum 15 Tahun
Mahasiswa University of Virginia, Otto Frederick Warmbier (tengah) saat digelandang oleh petugas keamanan Korea Utara di Pyongyang, (16/3). Ia didakwa karena sengaja mencuri pamflet berisi pesan propaganda pemerintah Korut di hotelnya. (REUTERS / Kyodo)

Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa Amerika Serikat yang sempat ditahan di Korea Utara, Otto Warmbier, meninggal dunia pada 19 Juni 2017 di Ohio, Amerika Serikat. Sebelum meninggal, Warmbier memang mengalami koma. Pemerintah Korea Utara mengatakan pemuda 22 tahun ini koma akibat botulisme.

Apa itu botulisme?

Botulisme adalah sebuah kondisi serius yang terjadi karena orang tersebut keracunan dari bakteri Clostridium botulinum. Racun itu akan menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini termasuk langka dan tidak menular.

Mengutip Mayoclinic, Selasa (20/6/2017), kondisi botulisme terdiri dari tiga jenis, yakni:

- Botulisme makanan
Bakteri berbahaya ini berkembang pada makanan pada area yang sedikit oksigen seperti makanan kaleng.

- Botulisme luka
Kondisi ini terjadi ketika bakteri mengeluarkan racun di dalam luka.

- Botulisme bayi
Ini adalah botulisme yang paling sering terjadi. Kondisi ini terjadi ketika di usus bayi ada spora bakteri Clostridium botulinum. Kondisi ini umum terjadi ketika bayi berusia dua sampai delapan bulan.

Gejala pada tiap jenis botulisme ini berbeda-beda, tapi ketiganya sama-sama membuat penderita mengalami kelumpuhan (paralysis). Penderita juga mengalami sulit menelan atau berbicara, wajah lumpuh di salah satu sisi atau semua, penglihatan kabur dan kelopak mata menurun.

Namun, berdasarkan penyelidikan oleh dokter di AS, tidak ditemukan bukti Warmbier mengalami botulisme. Dalam sebuah konferensi pers pada 15 Juni lalu, dokter menyebut kondisinya sudah tidak responsif. Mereka juga mengungkap  Warmbier mengalami kerusakan otak signifikan selama berada di tahanan Korea Utara.

Warmbier dipulangkan ke AS pekan lalu. Sejak itu ia belum pernah berbicara atau menggerakkan tubuhnya dengan cara apa pun hingga ajal menjemput.

Pemuda ini dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa setelah ia mengakui perbuatannya mencuri spanduk propaganda dari sebuah hotel di Pyongyang. 


Saksikan juga video menarik berikut:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya