Pengertian

Gusi berdarah atau gingivitis adalah suatu penyakit periodontal akibat terjadinya peradangan pada gusi. Kondisi ini cukup banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya orang akan menyadari gusinya mengalami gingivitis ketika berdarah saat menyikat gigi.

Tingkat kelainan yang dialami oleh setiap orang berbeda-beda, bergantung dari penyebabnya. Terjadinya gingivitis ini juga dapat sejalan dengan masa puber karena adanya pengaruh hormone. Selain itu masalah kebersihan serta kesehatan gusi juga turut memengaruhi.

Komplikasi
Bila gingivitis tidak ditangani dengan baik maka penyakit ini akan berlanjut menjadi periodontitis atau peradangan jaringan pendukung gigi. Selain itu dapat menimbulkan infeksi. Kemudian gigi dapat goyang dan resiko terjadinya kehilangan gigi lebih besar.

Gusi Berdarah

Diagnosis

Lewat pemeriksaan fisik, dapat ditemukan gambaran laring yang kemerahan dan bengkak (meskipun menampakkan laring bukanlah suatu hal yang wajib). Umumnya tidak ada pemeriksaan laboratorium maupun radiologis yang dibutuhkan. Pemeriksaan tersebut hanya akan dilakukan bila ada kecurigaan penyakit penyerta lain.

Gejala

Gejala yang dapat ditemukan pada gingivitis antara lain:

  • Pembengkakan pada gusi
  • Warna kemerahan menyala atau merah keunguan pada gusi
  • Gusi terlihat bengkak dan mengkilat
  • Perdarahan pada gusi, seperti pada saat menyikat gigi dan penggunaan dental floss (benang gigi)
  • Tidak timbul rasa sakit
  • Gusi lunak

Pengobatan

Pembersihan plak dan perbaikan kebersihan mulut adalah kunci utama dalam mengatasi gingivitis. Pada gingivitis dengan kondisi yang sangat parah, biasanya dibutuhkan bantuan antibiotik. Namun tentu saja hal ini memerlukan resep dari dokter gigi.

Tindakan scaling menggunakan alat khusus diperlukan untuk membuang deposit/ tumpukan karang pada gigi yang menyebabkan terjadinya gingivitis. Dokter gigi juga akan memberikan pengarahan mengenai cara menyikat gigi yang benar serta membersihkan sela-sela gigi secara benar.

Gejala-gejala gingivitis akan berkurang dan hilang dalam waktu satu sampai dua minggu setelah perawatan oleh dokter gigi. Pemberian obat kumur antibakteri akan dilakukan sesuai dengan kondisi Anda. Obat kumur ini bisa membantu dalam penyembuhan.

Pencegahan

Gingivitis dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan rongga mulut. Lakukan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk membersihkan plak dan sisa makanan di antara celah gigi.

Pada sebagaian orang yang rentan mengalami gingivitis, maka sikat gigi bisa dilakukan lebih sering –yaitu ketika selesai makan. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara menyeluruh.

Penyebab

Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut. Namun selain itu masih banyak hal lain yang bisa memicu terjadinya gusi berdarah atau gingivitis. Berikut penyebab gingivitis pada umumnya:

  1. Kebersihan mulut. Kurangnya kebersihan mulut dapat mengakibatkan terbentuk plak atau karang di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri dan menghasilkan toksin. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan infeksi pada gusi. Selain itu gusi bisa membengkak dan lunak.
    Bila kebersihan mulut tidak ditangani, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis. Luka dan cedera pada gusi karena salah dalam menyikat gigi juga bisa mneyebabkan gingivitis.
  2. Penyakit sistemik. Selain karena masalah kebersihan mulut, gingivitis juga bisa dsebabkan karena adanya penyakit sistemik. Contohnya pada pasien penderita leukemia dan penyakit Wegner yang cenderung lebih mudah terkena gingivitis.
    Sedangkan pada orang dengan diabetes atau HIV, adanya gangguan pada sistem imunitas (kekebalan tubuh) menyebabkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri berkurang. Ini termasuk pada gusi.
  3. Penggunaan kawat gigi dan gigi tiruan. Kedua prosedur tersebut juga dapat memengaruhi kebersihan rongga mulut dan mengiritasi gusi. Akibatnya risiko Anda terkena gingivitis pun meningkat. Begitu pula dengan tambalan yang kasar serta susunan gigi yang tidak beraturan juga berpeluang memicu gingivitis.
  4. Perubahan hormonal dan obat-obatan. Adanya perubahan hormon pada masa kehamilan, pubertas, dan pada terapi steroid dapat membuat gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Pemakaian obat-obatan pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan paska transplantasi organ juga dapat menekan sistem imunitas sehingga infeksi pada gusi lebih mudah terjadi
Loading