Kecelakaan Maut di Turunan Perempatan Rapak Balikpapan
Kecelakaan maut kembali terjadi di turunan Muara Rapak, Balikpapan Utara. Kejadian yang melibatkan truk bermuatan kontainer dengan sekitar 20 kendaraan roda dua maupun roda empat ini menelan korban jiwa. Kejadian itu terjadi pada Jumat (21/1/2022) pagi sekitar pukul 06.15 Wita.
Kejadian bermula saat truk tronton bermuatan kontainer warna merah bernomor polisi KT 8534 AJ yang dikemudikan Muhammad Ali (48), warga Jalan Tanjungpura Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Kota, melaju dari arah kilo menuju Simpang Lima lampu merah Muara Rapak.
Truk kontainer berisikan kapur pembersih air dengan berat 20 ton itu hendak menuju Kampung Baru. Namun, saat melintas di Km 0,5 tepatnya di depan Rajawali Foto, kondisi pengereman truk mulai tidak berfungsi. Sopir pun mencoba mengurangi porsneling dari 4 ke 3.
Namun, sesampainya di depan Bank Mandiri, sistem pengereman tidak berfungsi total, dan truk nahas tersebut meluncur turun dengan kecepatan tinggi.
“Posisi pada saat itu lampu merah, jadi kendaraan banyak berhenti menunggu lampu hijau,” ujar salah seorang warga di lokasi kejadian.
Diduga Rem Blong
Kecelakaan maut terjadi di turunan Muara Rapak, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022). Insiden yang melibatkan truk kontainer ini menabrak sekitar 20 kendaraan roda empat dan roda dua.
Kejadiaan nahas ini, diduga karena truk mengalami rem blong. Akibat kejadian tersebut, dikabarkan memakan korban, dengan 5 orang meninggal dunia.
Dari rekaman video yang beredar, terlihat sebuah truk kontainer berwana merah terus melaju dan menabrak mobil dan motor yang tengah menunggu lampu lalu lintas berwarna hijau.
Truk kontainer yang tidak terkendali pun langsung menghantam kendaraan yang ada di depannya. Ada 14 sepeda motor dan enam unit mobil yang ditabrak oleh truk nahas itu.
Bahkan dari rekaman CCTV Dinas Perhubungan terlihat mobil Ayla berwarna merah sempat melambung ke udara setelah ditubruk truk tersebut.
Dari data sementara yang dihimpun ada lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, empat orang luka berat dan puluhan lainnya luka ringan.
Sementara itu, terkait kejadian tersebut, Direktur Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kaltim, Kombes Pol Sonny Irawan yang turun ke lokasi kejadian mengatakan dugaan sementara dikarenakan rem blong.
"Berdasarkan hasil rekaman CCTV kemungkinan remnya blong. Pada saat kondisi lampu merah ada beberapa kendaraan roda empat kalau nggak salah 5 sampai 6 motor dan beberapa kendaraan motor. Sehingga pada saat blong langsung menabrak beberapa roda dua di depannya serta beberapa mobil sehingga kendaraan kontainer melaju ke depan hingga ke samping Masjid Al-Munawar," terang Sony.
Disebutnya data sementara yang berhasil dihimpun jajarannya sudah ada lima orang yang meninggal dunia dari kejadian ini. Namun pihaknya masih terus melakukan pengecekan di beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan.
Kecelakaan Balikpapan Bukti Pemerintah Abai soal Truk ODOL
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menyoroti kecelakaan maut yang kembali terjadi di turunan perempatan Muara Rapak, Balikpapan Utara.
Insiden kecelakaan Rapak Balikpapan yang terjadi sekitar pukul 06.15 Jumat (21/1/2022) pagi ini, terlihat sebuah truk tronton bermuatan kontainer melaju kencang di turunan tanpa rem. Pada kejadian tersebut, sekitar 20 kendaraan roda dua maupun roda empat turut jadi korban.
Djoko menilai, catatan buruk ini jadi pertanda pemerintah masih abai terhadap kehadiran truk berlebih muatan atau over dimension overload (ODOL) di jalan raya dalam perkotaan.
"Pembiaran truk odol terlalu lama di jalan raya," ujar Djoko kepada Liputan6.com, Jumat (21/1/2022).
Berdasarkan pengalamannya saat beberapa kali ikut focus group discussion (FGD) atau rapat tentang truk ODOL, Djoko mengatakan, tampak Korlantas Polri kurang serius menindaki keberadaan kendaraan berlebih muatan.
"Korlantas harus turut serius menangani truk ODOL. Karena yang hadir hanya pejabat setara Eselon IV," seru dia.
Selain Korlantas, Ia pun meminta pemerintah daerah setempat untuk mengevaluasi pengaturan lalu lintas di tempatnya, sekaligus jalur angkutan barang yang kerap dilalui kendaraan berlebih muatan.
Itu wajib dilakukan agar kecelakaan maut yang terjadi akibat truk ODOL tidak terus berulang lagi.
"Pemkot Balikpapan harus mengevaluasi jalur angkutan barang. Ini harus serius dilakukan," pinta Djoko.