Pengertian

Solar keratosis, atau dalam dunia medis disebut juga dengan sebutan actinic keratosis, merupakan kelainan kulit yang umum terjadi akibat paparan sinar matahari. Kelainan kulit ini ditandai dengan penebalan kulit yang mudah dikelupas dan umumnya berwarna kekuningan.

Sehubungan dengan penyebabnya yang terkait dengan paparan sinar matahari, kelainan kulit ini lebih rentan terjadi pada orang-orang yang tinggal dekat garis khatulistiwa dan orang-orang yang banyak menghabiskan watunya di bawah sinar matahari. Selain itu, solar keratosis juga lebih sering dialami oleh orang tua.

Sebagian kasus solar keratosis dapat hilang dengan sendirinya. Namun tak jarang pula, solar keratosis berubah menjadi kanker kulit di kemudian hari.

Solar Keratosis

Penyebab

Solar keratosis disebabkan karena paparan sinar ultraviolet yang bertahun-tahun. Orang yang pekerjaannya sering terpapar sinar UV –misalnya petani, pekerja lapangan, dan lain-lain, lebih rentan mengalami penyakit ini.

Selain itu, orang yang memiliki gangguan imunitas –seperti pasca transplantasi organ, penderita kanker, orang yang memiliki penyakit autoimun, atau HIV– juga lebih rentan mengalami solar keratosis.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis terhadap adanya solar keratosis, dokter akan melakukan serangkaian wawancara medis secara mendetail dan melakukan pemeriksaan fisik pada kulit penderita. Bila terdapat kecurigaan yang mengarah kepada kanker kulit, makan pemeriksaan biopsi kulit perlu dilakukan.

Pemeriksaan biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan kulit untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium. Hasil pemeriksaan akan membantu dokter dalam mengonfirmasi adanya kanker kulit.

Pada orang yang sudah pernah terserang solar keratosis, dokter mungkin akan menyarankan orang tersebut untuk melakukan pemeriksaan kulit secara rutin. Pemeriksaan dapat dilakukan setahun sekali untuk memeriksa adanya tanda-tanda kanker kulit.

Gejala

Gejala solar keratosis yang umumnya tampak adalah plak atau penebalan kulit. Penebalan kulit ini dapat berwarna kemerahan, coklat, atau kekuningan dan terasa kasar saat diraba. Plak atau kulit yang menebal biasanya mudah dikelupas.

Area kulit yang terdapat plak atau penebalan kulit dapat terasa perih atau gatal. Daerah kulit yang umumnya mengalami solar keratosis adalah area kulit yang sering terpapar sinar matahari –seperti di wajah, kulit kepala, telinga, lengan, dan tungkai.

Solar keratosis dapat menghilang dengan sendirinya. Namun bisa juga menetap atau bahkan berubah menjadi kanker kulit.

Pengobatan

Tidak semua solar keratosis membutuhkan pengobatan. Bila tidak ada keluhan yang muncul, pengobatan tertentu tidak perlu dilakukan.

Namun bila dianggap mengganggu penampilan, muncul rasa perih atau rasa gatal, maka beberapa pengobatan ini dapat menjadi pilihan:

  • Membekukan solar keratosis dengan nitrogen cair (cryosurgery). Terapi ini memerlukan waktu penyembuhan antara 7–14 hari. Prosedur ini harus dilakukan oleh dokter.
  • Pengobatan dengan krim atau salep. Biasanya obat yang digunakan mengandung asam salisilat, diklofenak, fluorouracil, atau imiquimod.
  • Laser atau dermabrasi. Tembakan cahaya yang intens dari laser bertujuan untuk menghancurkan lapisan kulit teratas. Saat area kulit yang dilaser sudah sembuh, maka akan ada kulit baru yang tumbuh untuk menggantikan yang rusak. Begitu juga dengan prosedur dermabrasi, Terapi ini bertujuan untuk mengganti area kulit yang mengalami kerusakan akibat solar keratosis.

Pencegahan

Untuk mencegah kehadiran solar keratosis, hindari paparan sinar UV yang terdapat dalam sinar matahari –terutama dari jam 10.00–14.00.

Bila harus terpapar dengan sinar matahari, gunakan tabir surya yang melindungi kulit terhadap sinar UV A dan UV B. Gunakan tabir surya dengan sun protection factor (SPF) dengan angka minimal 30. Oleskan tabir surya setiap dua jam selama masih terpapar sinar matahari.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait