Mengintip Trust+, Penyedia Data Situs Hitam Putih

Trust+ disediakan sebagai langkah terpadu pemerintah menyaring konten negatif berupa pornografi, perjudian serta yang lainnya.

oleh Denny Mahardy diperbarui 12 Mei 2014, 15:29 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2014, 15:29 WIB
Internet Sehat Anak - Liputan6 Petang
(parentdish.ca)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Trust+ menyeruak menjadi sebuah bahan perbincangan sejak layanan Vimeo tak bisa diakses melalui penyedia layanan internet di Indonesia. Trust+ disebut-sebut sebagai 'biang keladi' dari pemblokiran situs-situs yang dianggap negatif, termasuk Vimeo. Apa sebenarnya Trust+?

Dalam halaman resminya, Trust+ disebutkan sebagai sistem yang menerapkan mekanisme kerja adanya server pusat yang akan menjadi acuan dan rujukan kepada seluruh layanan akses informasi publik (fasilitas bersama). Sistem ini juga menerima informasi-informasi dari fasilitas akses informasi publik untuk menjadi alat analisa dan profiling penggunaan internet di Indonesia. 

Sistem Trust+ disediakan sebagai langkah terpadu pemerintah menyaring konten negatif berupa pornografi, perjudian serta yang lainnya. Trust+ diklaim memiliki fungsi sebagai referensi atau rujukan database URL internet sehat yang berlangsung di Indonesia.

Trust+ mengkategorikan konten di internet ke dalam dua daftar, yaitu putih dan hitam. Daftar putih disebut dengan whitelist atau konten terpercaya yang bisa diakses dengan bebas oleh pengguna internet, sedangkan daftar hitam alias blacklist merupakan jaringan yang tersaring dan tak bisa diakses.

Sistem ini melakukan penyaringan daftar terlarang melalui beberapa model yakni hasil pelaporan dan kajian (blacklist), database pornografi internasional secara spesifik (porn), database open-proxy secara spesifik (redirector).

Sistem distribusi dari daftar informasi terpercaya dan positif (Trust+ List) ditempatkan secara distribusi dan merata di seluruh server layanan akses informasi publik. Hal itu dilakukan supaya meringankan beban koneksi antara server pusat (TRUST+â„¢ Center) dengan pusat layanan akses informasi publik.

Sayangnya, sejauh mana wewenang tim yang tergabung di dalam Trust+ saat menentukan kualitas sebuah konten masih belum jelas dan dipertanyakan. Penggunaan Trust+ untuk memblokir kontent negatif pun kemudian menuai banyak banyak kiritik karena dianggap tidak transparan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya