Badendang Rotang, Warisan Budaya Maluku Tengah Sarat Makna

Biasanya, dua orang memegang ujung rotan, sementara orang ketiga berada di tengah untuk melompat atau berdansa mengikuti irama musik

oleh Panji Prayitno diperbarui 11 Jan 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 08:00 WIB
Badendang Rotang, Warisan Budaya Maluku Tengah Sarat Makna
Tongkat rotan. (Foto: Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Badendang Rotang adalah salah satu tradisi unik dari masyarakat Maluku Tengah yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan rakyat, tetapi juga memiliki nilai filosofis, sosial, dan spiritual yang mendalam.

Sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat Maluku Tengah, Badendang Rotang sering dilakukan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, pesta adat, atau perayaan panen.

Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan solidaritas antarwarga, mencerminkan semangat gotong royong yang melekat kuat dalam budaya Maluku Tengah. Selain itu, Badendang Rotang sering digunakan sebagai cara untuk melestarikan nilai-nilai adat dan cerita rakyat, sehingga generasi muda dapat memahami akar budaya mereka.

Badendang Rotang dilakukan dengan menggunakan alat utama berupa rotan panjang yang lentur. Biasanya, dua orang memegang ujung rotan, sementara orang ketiga berada di tengah untuk melompat atau berdansa mengikuti irama musik.

Musik pengiring, biasanya berupa tifa, gong, atau alat musik tradisional lainnya, memberikan ritme yang dinamis dan energik. Peserta dituntut memiliki kelincahan, koordinasi tubuh, dan daya tahan fisik, karena tempo musik yang terus meningkat.

Keterlibatan banyak orang dalam tradisi ini menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat, di mana penonton turut bersorak memberikan dukungan kepada peserta.

Tarian atau gerakan dalam Badendang Rotang juga sering kali memiliki makna simbolis, seperti penghormatan kepada leluhur atau doa untuk kesejahteraan masyarakat.

Kearifan Lokal

Tradisi ini juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Maluku Tengah dalam menjalin hubungan harmonis dengan alam. Rotang, sebagai bahan utama, diambil dari hutan sekitar, menunjukkan bagaimana masyarakat setempat memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana.

Penggunaan rotan juga memiliki nilai historis, karena rotang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Maluku sebagai bahan untuk membuat peralatan rumah tangga atau perabot. Dalam konteks Badendang Rotang, rotan melambangkan fleksibilitas dan kekuatan, dua sifat yang dianggap penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Namun, tradisi Badendang Rotang menghadapi tantangan di era modernisasi. Banyak generasi muda yang kurang tertarik untuk mempelajari tradisi ini, sehingga ada kekhawatiran bahwa warisan budaya ini perlahan akan hilang.

Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh tokoh adat dan pemerintah daerah untuk melestarikannya, seperti memasukkan Badendang Rotang ke dalam kurikulum sekolah lokal atau menjadikannya bagian dari festival budaya.

Dengan cara ini, tradisi ini tidak hanya bertahan, tetapi juga dikenal lebih luas oleh masyarakat di luar Maluku Tengah. Badendang Rotang ini cerminan kekayaan budaya Maluku Tengah yang perlu terus dilestarikan.

Tradisi ini mengajarkan tentang pentingnya kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap alam. Di tengah arus globalisasi, menjaga tradisi seperti Badendang Rotang adalah upaya untuk memastikan bahwa identitas budaya tidak tergerus oleh perubahan zaman.

Tradisi ini adalah warisan berharga yang tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Maluku Tengah, tetapi juga bagian dari mosaik kekayaan budaya Indonesia.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya