Liputan6.com, Jakarta - Storage atau ruang penyimpanan, belakangan ini sudah menjadi bagian penting di perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Namun investasi storage hingga kini masih terbilang mahal dan diklaim banyak pihak kurang efisien.
Sebagai solusi kini telah hadir teknologi cloud computing atau komputasi awan yang memungkinkan perusahaan untuk memiliki storage dengan kapasitas tertentu tanpa harus membeli hardware, software, dan pemeliharaan sistem penyimpanan.
"Itu adalah beberapa keunggulan cloud computing, di mana perusahaan tak harus mengeluarkan dana lebih untuk membeli hadware, seperti server dan lain sebagainya. Hal itu bisa menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya," kata Denny Sugiri, Auditor Information Security Management System (ISMS) yang juga dikenal sebagai praktisi cloud computing di Kuningan Royal Hotel, Jakarta.
Denny menyebut, jika sebuah perusahaan mengusung traditional IT, mereka harus menyiapkan dana besar untuk membeli server, router, menyiapkan SDM yang bertugas melakukan pemeliharan storage, dan mempersiapkan infrastruktur.
"Mengenai infrastruktur, bila menggunakan cloud computing, hanya dalam satu minggu perusahaan langsung bisa menguji storage-nya. Sedangkan bila memakai traditional IT bisa menghabiskan waktu hingga tiga bulan," tambah Denny.
Perbedaan lainnya, lanjut Denny, cloud computing bisa diakses kapan saja dan oleh siapa saja - syaratnya harus terhubung dengan koneksi internet. Sementara tradisional IT, pengambilan data ke server hanya bisa diakses secara internal.
"Untuk model bisnisnya pun, cloud computing bisa dibayar sesuai kebutuhan sehingga dana yang dikeluarkan perusahaan tidak membengkak. Sedangkan tradisional IT biayanya tidak fleksibel dan bisa dipastikan sangat mahal. Dengan cloud computing, penerapan IT di perusahaan menjadi mudah dan murah," tambah Denny lagi.
Namun demikian, Denny memaparkan bahwa cloud computing memiliki kekurangan yang cukup menonjol, yaitu semua data yang diakses oleh perusahaan harus melalui jalur internet.
"Saya rasa infrastruktur di Indonesia masih perlu dibenahi dan harus ditingkatkan. Bagi saya, kecepatan koneksi internet 3G masih sangat kurang untuk melakukan aktivitas komputasi awan. Kalau bisa teknolgi 4GÂ LTE jangan cuma diuji coba saja tetapi harus diterapkan secepatnya," tutupnya.Â
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Apa Beda Cloud Computing dan Tradisional IT?
Ingin tahu perbedaan antara Cloud Computing dan Tradisional IT? Simak pembahasan lengkapnya, berikut ini.
diperbarui 14 Mei 2014, 19:00 WIBDiterbitkan 14 Mei 2014, 19:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hacker China Bobol Data Bernilai Tinggi Milik Departemen Keuangan AS, Apa Itu?
Resep Gabin Tape: Cara Mudah Membuat Camilan Tradisional yang Lezat
Bukan Cuma Striker, Arsenal Juga Incar Kiper Muda Argentina
6 Potret Shandy Aulia di Awal Tahun Baru 2025, Nikmati Momen Bareng Buah Hati di Inggris
Intip, Resep Mudah Membuat Risol Ragout Gurih dan Enak
Prabowo Hanya Terapkan PPN 12% untuk Barang dan Jasa Mewah, Ekonom: Tak Bakal Ganggu Ekonomi
Ancaman Rokok Menyusup ke Baduy, Bagaimana Bisa?
Denise Chariesta Ungkap Suka Duka Menjadi Orangtua Tunggal: Tantangannya Pas Nggak Ada Duit
Resep Bali Telur: Hidangan Lezat Khas Pulau Dewata
5 Potret Tasya Kamila dan Keluarga Rayakan Ultah ke-2 Sang Putri, Serasi dan Kompak
Kenalin Modus Penipuan Siber dan Ikuti Langkah Pencegahan dari BRI Ini!
Resep Waffle Lezat: Panduan Lengkap Mudah Dipraktikkan