Sistem Operasi Windows 8 Diblokir

Perjalanan sistem operasi (OS) terbaru Microsoft, Windows 8, tak berjalan mulus. Kali ini sandungan berasal dari Negeri Tirai Bambu.

oleh Andina Librianty diperbarui 20 Mei 2014, 19:21 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 19:21 WIB
Windows 8 Ditolak, Microsoft Tawarkan Windows 7
Pemerintah Tiongkok menolak menggunakan Windows 8 (Foto: techcrunch.com)

Liputan6.com, Perjalanan sistem operasi (OS) terbaru Microsoft, Windows 8, tak berjalan mulus. Kali ini sandungan berasal dari Negeri Tirai Bambu.

Laman Reuters, Selasa (20/5/2014), melaporkan bahwa Tiongkok melarang pemerintah setempat menggunakan Windows 8. Ini menjadi pukulan bagi Microsoft yang tengah mengalami penjualan kurang baik di negara tersebut.

Central Government Procurement Center telah mengeluarkan pelarangan menggunakan Windows 8 di komputer pemerintah, yang disebut sebagai bagian dari langkah penggunaan produk hemat energi.

Kantor berita Xinhua mengungkapkan bahwa pemblokiran ini untuk memastikan keamanan komputer setelah Microsoft mengakhiri dukungan untuk OS Windows XP. OS lawas ini menjadi primadona di Tiongkok.

Baik pemerintah atau Xinhua tidak menjelaskan bagaimana bisa pemblokiran tersebut mendukung penggunaan produk hemat energi atau menjamin keamanan.

Microsoft menolak mengomentari pemblokiran tersebut.

"Keputusan Tiongkok melarang Windows 8 dari pengadaan publik menghambat upaya Microsoft mendorong OS tersebut untuk menggantikan XP," ungkap perusahaan data Canalys.

Microsoft pada bulan lalu telah mengakhiri dukungan untuk Windows XP yang telah berusia 13 tahun, guna mendorong adopsi OS Windows yang lebih baru. Sehingga pengguna yang masih menggunakan XP rentan terhadap serangan virus dan peretasan.

Tiongkok sendiri telah menjadi pasar yang sulit bagi Microsoft. Bahkan mantan CEO, Steve Ballmer dilaporkan pernah mengatakan kepada para karyawannya pada 2011, pendapatan Microsoft di Tiongkok tidak sebanyak di Belanda karena disebabkan pembajakan, kendati penjualan komputer sebanding dengan di Amerika Serikat (AS).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya