Pemerintah Sudah Akui Eksistensi Olahraga Game Online

"Dari 48 negara yang memiliki asosiasi e-Sport, ada 6 negara yang organisasinya sudah terintegrasi pemerintah. Indonesia salah satunya."

oleh Adhi Maulana diperbarui 03 Des 2014, 16:02 WIB
Diterbitkan 03 Des 2014, 16:02 WIB
Pemerintah Akui Eksistensi Olahraga Game Online
Megaxus Olimpiade 2014 di Mall Ciputra, Jakarta (Liputan6.com/Adhi Maulana)

Liputan6.com, Jakarta - Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap game online diklaim semakin positif. Sebagai bukti, menurut data yang dimiliki Megaxus selaku perusahaan online entertainment multimedia, tercatat ada lebih dari 12 juta member game online yang terdapat di database mereka.

Besarnya animo masyarakat ini menurut Ketua Umum Indonesia e-Sport Association (IeSPA), Eddy Lim, bahkan sudah mampu menarik perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Dari 48 negara yang memiliki asosiasi e-Sport (olahraga game online), ada 6 negara yang organisasinya sudah terintegrasi dengan pemerintah, Indonesia salah satunya," papar Eddy Lim di acara putaran final Megaxus Olimpiade 2014 yang berlangsung hari ini, Rabu (3/12/2014), di Mall Ciputra, Jakarta.

Lebih lanjuit Eddy Lim menjelaskan, "Di Asia Tenggara kita yang terbaik dalam hal organisasi e-Sport. Pemerintah sudah sangat mendukung dan mengakui eksistensi cabang e-Sport di Indonesia."

Namun sayang, dukungan pemerintah masih sebatas pengakuan. Untuk urusan pendanaan, Eddy Lim mengaku pihaknya masih mengandalkan pihak swasta.

"Sudah sangat baik dukungan pemerintah. Tapi memang belum untuk pendanaan. IeSPA masih mengandalkan swasta. Karena pemerintah kan masih ada cabang lain yang lebih prioritas. Mungkin untuk ke depannya akan semakin baik," ungkap Eddy Lim.

Meski begitu, Eddy Lim yakin e-Sport akan memiliki potensi yang sangat baik di Indonesia. Dalam beberapa tahun ke depan diyakini e-Sport akan menjadi salah satu cabang yang mampu membawa harum nama Indonesia di kancah internasional.

"Kita beruntung, gamer di Indonesia sangat banyak dan potensial. Ini harus diwadahi agar lebih terorganisir," lanjut Eddy.

(dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya