Liputan6.com, Jakarta - Serangkaian serangan hacker yang bertubi-tubi terhadap Sony Pictures Entertainment yang berlangsung sejak 24 November 2014 terus berkembang.
Setelah membocorkan daftar gaji sejumlah bos eksekutif, kini hacker di balik peretasan sistem komputer Sony Pictures, Guardian of Peace (GOP), juga menyebar data rahasia berupa nomor jaminan sosial milik 3.800 karyawan Sony Pictures ke internet.
Untuk mencegah data sensitif mereka tersebar semakin luas ke internet, studio film yang berbasis di Culver City, California itu mulai memulihkan sistem komputernya.
Bukan itu saja, Sony Pictures juga telah bekerjasama dengan FBI untuk menguak dalang di balik peretasan massal ini. Demikian seperti dikutip dari laman Hollywood Reporter, Jumat (5/12/2014).
Sebelumnya GOP juga merilis daftar password Sony Pictures, mulai dari password komputer hingga akun media sosial fim-film Sony Picture yang antara lain berisi file ZIP dan Excel.
Selain memaksa seluruh karyawan Sony Pictures untuk bekerja secara manual tanpa komputer, hacker juga dilaporkan berhasil mencuri 5 film terbaru besutan Sony Pictures ke internet.
Aksi hacker ini dinilai bukan peretasan sederhana. GOP dilaporkan mengambil alih sistem internal komputer, menampilkan pesan mereka, bahkan mengontrol akun Twitter untuk promosi film-film Hollywood.
GOP mengklaim mendapatkan bantuan dari 'orang dalam' Sony Pictures untuk bisa mengambi alih sistem komputer. Diduga ada karyawan Sony yang membiarkan mereka masuk ke jaringan komputer.
Advertisement
Sony Pictures saat ini diketahui tengah melakukan investigasi. Sejumlah laporan mengungkapkan bahwa Korea Utara (Korut) kemungkinan terlibat dalam serangan cyber tersebut.
Keterlibatan Korut disinyalir berhubungan dengan film terbaru Sony Pictures, The Interview. Film komedi ini menceritakan tentang rencana pembunuhan terhadap pimpinan Korut, Kim Jong Un. (isk/dew)