Liputan6.com, Jakarta Kamu tentu senang kalau ponsel Android yang kamu gunakan bekerja dengan performa maksimal, baterai lebih awet, keamanan terjamin, dan pengalaman pengguna yang lancar.
Namun, tanpa disadari, kebiasaan sehari-hari dan pengaturan yang terabaikan bisa merusak HP Android secara perlahan.
Mari kenali berbagai faktor tersembunyi yang menghambat performa sehingga bisa merusak perangkat dan membuat ponsel Android kamu menjadi perangkat yang lebih aman dan efisien.
Advertisement
1. Menggunakan Toko Aplikasi Tak Resmi
Google Play Store menjadi platform utama untuk jutaan aplikasi dan game di Android, yang seharusnya menjadi satu-satunya tempat pengguna mengunduh aplikasi.
Namun, banyak pengguna tergoda menggunakan toko aplikasi pihak ketiga demi mendapatkan aplikasi premium secara gratis.
Janji fitur berbayar tanpa biaya memang menarik, tetapi cara ini berisiko bagi keamanan perangkat dan data pribadi di HP Android.
Tidak seperti Google Play Store yang memiliki proses peninjauan dan fitur Google Play Protect untuk mendeteksi malware, toko aplikasi pihak ketiga cenderung longgar dalam pengawasan. Hal ini memungkinkan aplikasi berbahaya lolos tanpa pemeriksaan ketat.
Meskipun terlihat menguntungkan, aplikasi dari sumber tidak resmi sering kali mengorbankan privasi dan keamanan pengguna ponsel Android.
Google Play Store tetap menjadi pilihan yang lebih aman dengan perlindungan yang lebih terpercaya, meskipun tidak sepenuhnya bebas risiko.
2. Mengunduh File APK dari Website
Android memungkinkan pengguna mengunduh file APK langsung dari situs web. Namun, file tersebut belum melalui proses pemindaian keamanan, berpotensi mengandung malware, rusak, atau menggunakan versi usang tanpa jaminan keamanan maupun fungsionalitas.
Klaim keamanan dari situs web penyedia APK tidak dapat diverifikasi sepenuhnya. Menginstal APK pihak ketiga dapat membuka akses aplikasi terhadap data pribadi, informasi keuangan, kontak, lokasi, hingga izin perangkat.
Selain itu, banyak aplikasi IPTV dan layanan streaming pihak ketiga menawarkan konten sesuai permintaan atau acara PPV (Pay-Per-View) tanpa lisensi resmi, yang berpotensi menimbulkan risiko pelanggaran bagi pengguna.
3. Menggunakan casing murah dari brand yang belum teruji
Menggunakan casing ponsel murah dapat menimbulkan masalah yang tidak terduga. Meskipun fungsinya melindungi perangkat, casing berkualitas rendah dari produsen tidak dikenal sering kali lebih mementingkan harga murah daripada kualitas. Akibatnya, pengguna mungkin tidak langsung menyadari dampak negatifnya.
Casing seperti ini sering memiliki potongan yang tidak presisi atau bahan yang menutupi mikrofon dan speaker.
Hal ini bisa menyebabkan suara panggilan meredam, musik terdengar terdistorsi, hingga sulit menggunakan fitur perintah suara. Bahkan, casing tersebut dapat mengganggu fungsi sensor jarak yang digunakan untuk mematikan layar saat melakukan panggilan.
Disarankan untuk memilih casing resmi dari produsen ternama seperti Spigen, Bellroy, atau Nomad.
Brand-brand ini dikenal menggunakan pengukuran yang presisi sebelum meluncurkan perangkat dan menawarkan perlindungan jangka panjang dengan kualitas terbaik.
Advertisement
4. Penggunaan Perangkat Hingga Terlalu Panas
Panas berlebih merupakan ancaman tersembunyi bagi kesehatan baterai ponsel, terutama bagi pengguna Android. Setiap baterai memiliki siklus pengisian daya terbatas, dan suhu tinggi dapat memperpendek masa pakai tersebut hingga di bawah tingkat optimal.
Panas berlebih sering terjadi saat menjalankan aplikasi berat, bermain game, merekam video, atau aktivitas intensif lainnya.
Untuk mencegahnya, disarankan menutup aplikasi yang berjalan di latar belakang, membatasi penggunaan aplikasi berat, serta menjauhkan ponsel dari paparan sinar matahari langsung.
Selain itu, gunakan pengisi daya dan kabel resmi, serta pilih casing ponsel berkualitas untuk menjaga suhu tetap stabil.
5. Menggunakan Ponsel Android dalam Keadaan Penyimpanan Penuh
Mengoperasikan ponsel Android dengan kapasitas penyimpanan yang penuh atau hampir penuh bisa membuat pengguna merasa kesal. Masalah ini bukan hanya soal kekurangan ruang untuk menyimpan foto atau aplikasi baru, tetapi juga memengaruhi kinerja ponsel secara keseluruhan.
Sistem Android memerlukan ruang kosong untuk menyimpan file sementara, cache, dan menjalankan proses penting lainnya.
Jika ruang penyimpanan minim, sistem akan kesulitan mengelola data tersebut, yang berakibat pada kinerja ponsel melambat, aplikasi sering macet, dan respons perangkat menjadi lamban. Selain itu, penyimpanan penuh juga dapat mencegah instalasi pembaruan keamanan penting.
6. Pemberian Izin yang Berlebihan
Memberikan izin berlebihan pada aplikasi Android sama seperti menyerahkan akses penuh ke rumah, mobil, atau rekening bank kepada orang asing. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah privasi dan keamanan.
Salah satu kasus terjadi ketika pengguna Android mengunduh aplikasi pinjaman dari sumber tidak resmi, lalu memberikan izin akses kontak. Akibatnya, penipu mengancam akan menghubungi semua kontak di ponsel pengguna untuk menagih utang.
Pengguna juga perlu waspada saat memberikan izin akses media, terutama jika memiliki foto atau video pribadi di perangkat. Sebaiknya hanya izinkan akses pada file tertentu untuk menjaga privasi. Pertimbangkan baik-baik sebelum menekan tombol "Izinkan" saat muncul permintaan akses aplikasi.
7. Tidak Melakukan Penyesuaian Notifikasi
Jika notifikasi pada perangkat Android tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat memengaruhi pengaturan sistem dalam waktu singkat. Notifikasi yang tidak teratur dapat menyebabkan kekacauan, seperti tumpukan peringatan, pembaruan, dan pengingat yang berlebihan.
Kondisi ini dapat mengganggu, membebani, dan membuat Anda sulit berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih penting. Bahkan, peringatan penting dan pembaruan yang bersifat mendesak berisiko terlewatkan.
Untuk mengelola notifikasi, Android menyediakan beberapa fitur seperti saluran notifikasi yang memungkinkan Anda menerima peringatan dari kategori aplikasi tertentu, mode Jangan Ganggu (Do Not Disturb) saat malam hari, hingga otomatisasi notifikasi berdasarkan jam kerja.
Advertisement
8. Menggunakan Kata Sandi yang Lemah
Hal ini adalah kesalahan yang masih banyak dilakukan orang, sehingga bisa membahayakan privasi dan keamanan perangkat Android.
Peretas dapat memanfaatkan serangan brute force, yaitu metode mencoba ribuan hingga jutaan kombinasi kata sandi dalam waktu singkat untuk membobol keamanan.
Sebagai gantinya, disarankan menggunakan kata sandi yang rumit, menghindari informasi pribadi seperti tanggal lahir, serta memanfaatkan pengelola kata sandi agar kredensial login tetap aman.
9. Menggunakan Wi-Fi umum tanpa VPN
Saat menghubungkan ponsel Android ke jaringan Wi-Fi publik di tempat seperti kafe, hotel, atau transportasi umum, sebaiknya aktifkan VPN.
Hal ini penting karena jaringan Wi-Fi yang tidak aman rentan terhadap serangan peretas. Mereka bisa memposisikan diri di antara perangkat kamu dan jaringan, lalu mencuri data yang dikirim dari perangkat ke internet.
VPN berfungsi melindungi data dengan membuat jalur aman dan terenkripsi antara perangkat kamu dan server jarak jauh. Teknologi ini menyembunyikan alamat IP serta menciptakan jaringan pribadi hanya dengan satu kali klik.
10. Melewatkan Pembaruan Aplikasi dan Sistem
Pengembang aplikasi dan produsen perangkat (OEM) secara rutin merilis pembaruan untuk memperbaiki bug dan menambahkan fitur baru.
Mengabaikan pembaruan ini dapat membuat ponsel Android rentan terhadap celah keamanan.
Sayangnya, banyak pengguna Android sering menyepelekan hal ini tanpa menyadari risikonya.
Pembaruan sistem tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga memastikan perangkat tetap kompatibel dengan aplikasi terbaru dan dapat memaksimalkan fitur yang tersedia.
Advertisement
Infografis 7 Gelagat Pria Ketika Selingkuh via Ponsel. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
