Lindungi Negara dari Hacker, RI Bakal Bentuk Badan Cyber

Berkomitmen untuk melindungi negara dari serangan cyber, pemerintah dilaporkan tengah menyiapkan pembentukan badan cyber nasional.

oleh Iskandar diperbarui 07 Jan 2015, 11:15 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2015, 11:15 WIB
Ilustrasi Hacker
Ilustrasi Hacker

Liputan6.com, Jakarta - Berkomitmen untuk melindungi negara dari serangan cyber serta mengelola isu-isu teknologi informasi, pemerintah Republik Indonesia (RI) dilaporkan tengah menyiapkan pembentukan badan cyber nasional.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memaparkan, selama ini pengawasan terhadap masalah cyber nasional masih dalam bentuk desk, masih kantor dan sifatnya belum koordinatif. Namun, mengingat kebutuhan negara untuk meng-address isu cyber, maka akan diusulkan pembentukan badan cyber nasional.

"Sekarang ini boleh dikatakan dari sisi cyber, kita ini rentan, hanya untuk bertahan. Kalau di negara lain bukan hanya untuk bertahan, bahkan untuk menyerang,” kata Rudiantara seusai bersama Menko Polhukam Tedjo Edy Purdijatno dan Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi), di kantor Presiden Jakarta.

Mengutip laman Setkab, Rabu (7/1/2015), dengan kompleksitas dan kemajuan penggunaan informasi teknologi saat ini, menurut Menkominfo, maka Indonesia dirasa perlu mengelola secara khusus isu terkait cyber.

"Nanti kita bicarakan mengenai badan, yang lebih penting bukan badan itu berada di mana, tapi fungsi ini berjalan dulu. Proses bisnis yang ada sekarang yang masih sifatnya sektoral, berjalan dulu, sambil nanti kita bicarakan mengenai badan karena kan di pemerintahan banyak badan lain," tambah Rudiantara.

Sementara Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengakui bahwa selama ini belum ada koordinasi secara nasional untuk isu-isu terkait teknologi informasi.

"Kominfo itu punya pengaman sendiri, bank punya sendiri, PLN punya sendiri, tapi secara nasional itu belum ada. Badan cyber nasional ini akan memagari seluruhnya, walaupun di dalamnya ada masing-masing bekerja, tapi terintegrasi," tegas Tedjo.

(isk/dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya