Benarkah Bumi Kita Berwarna Pink?

Foto yang diambil langsung dari kamera SEVIRI satelit milik ESA ini bisa memberikan buktinya.

oleh Jeko I. R. diperbarui 21 Agu 2015, 17:50 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2015, 17:50 WIB
Benarkah Bumi Kita Berwarna Pink?
Foto yang diambil langsung dari kamera SEVIRI satelit milik ESA ini bisa memberikan buktinya

Liputan6.com, London - Pernahkah terlintas di pikiran Anda bahwa planet Bumi yang kita tempati memiliki warna lain? Tentu tidak.

Berdasarkan dari fakta dan gambar yang beredar, Bumi selalu digambarkan dengan dominasi warna biru dan hijau karena memiliki lautan dan tanah yang besarnya tak terkira.

Namun, sebuah teori yang diteliti dari foto terbaru terbitan satelit European Space Agency (ESA) justru menunjukkan fakta yang berbeda terkait warna Bumi yang sebenarnya.

Mengutip informasi laman Mirror, Jumat (21/8/2015), foto yang ditangkap dari satelit ESA memperlihatkan bahwa Bumi justru memiliki warna pink atau merah muda.

Foto Bumi yang diambil satelit tersebut diabadikan lewat Spinning Enhanced Visible and Infrared Image (SEVIRI) yang berada di satelit cuaca MSG-4. Satelit ini pada awalnya diluncurkan pada 15 Juli 2015.

Warna pink disini bukan berarti Bumi benar-benar memiliki warna pink secara penuh. Terlihat warna permukaan tanah di beberapa wilayah negara menunjukkan gradasi dari hijau ke merah muda. Sehingga jika dilihat dari jauh, Bumi akan terlihat dengan dominasi warna pink di wilayan daratan, serta warna hijau dan warna putih yang menandakan siklus awan badai.

ESA menjelaskan, foto Bumi `Pink` ini ditangkap pada 4 Agustus lalu dan menunjukkan tanda `midlatitude cyclone` yang menyebabkan terjadinya curah hujan di kawasan tertentu. Sehingga membuat tanah di wilayah daratan berubah warnanya menjadi agak terang.

SEVIRI selalu mengirimkan update berupa foto planet Bumi setiap 15 menit sekali. Kamera satelit tersebut menangkap objek Bumi dalam 12 gelombang cahaya (wavelengths) yang berbeda-beda.

"Cuaca terus berubah, sehingga ramalan cuaca akurat sangat penting untuk pertanian yang efektif, industri, dan transportasi," terang juru bicara ESA. "Perubahan warna akibat curah hujan tersebut juga disebabkan perubahan iklim ekstrem seperti badai, hujan salju dan banjir," tambahnya.

(jek/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya