Mahasiswi Surabaya Rancang Aplikasi Untuk Pangkas Kecelakaan KA

Litafira Syahadiyanti, Mahasiswi Jurusan Teknik Informatika Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, menunjukkan aplikasi buatannya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Okt 2015, 16:45 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 16:45 WIB
Mahasiswi Surabaya Rancang Aplikasi Untuk Pangkas Kecelakaan KA
Litafira Syahadiyanti, Mahasiswi Jurusan Teknik Informatika Universitas Dr Soetomo (unitomo) Surabaya, menunjukkan aplikasi buatannya (Liputan6.com/Dian Kurniawan).

Liputan6.com, Surabaya - Untuk meminimalisasi angka kecelakaan di Surabaya, Litafira Syahadiyanti, mahasiswi Jurusan Teknik Informatika Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, menciptakan aplikasi pemetaan tingkat kerawanan perlintasan Kereta Api (KA) berbasis android.

Mahasiswi yang akrab disapa Fira ini mengatakan bahwa aplikasi buatannya yang dikombinasikan menggunakan penunjuk arah dari Google Maps ini, mampu menunjukkan perlintasan mana saja yang akan dilewati pengendara.

"Aplikasi ini merupakan pemetaan tingkat kerawanan perlintasan kereta api yang memanfaatkan perangkat Android sebagai objek penerapan aplikasi peta penunjuk arah seperti Google Maps," kata Fira kepada wartawan, Senin (5/10/2015) di Surabaya.

Fira menjelaskan bahwa perlintasan kereta api yang berpalang pintu atau tidak, juga terdaftar dalam aplikasinya. Jadi, ketika pengendara telah berjarak dua mil dari perlintasan, telepon pintar yang telah diinstal aplikasi tersebut akan menunjukkan peringatan.

"Namun, peringatan itu hanya berbentuk teks, tanpa bunyi, dan getaran," imbuh Fira.

Fira menegaskan bahwa tingkat kerawannan dan spesifikasi perlintasan ditampilkan dalam aplikasi ini. Aplikasi ini menunjukkan titik paling berbahaya adalah perlintasan yang tidak berpalang pintu dan tidak dijaga pada jam-jam tertentu.

"Jumlah perlintasan kereta api di Surabaya ada 77 titik. Sebanyak 33 titik dari jumlah itu masuk dalam kategori tinggi alias berbahaya. Sementara sisanya, masuk kategori sedang," ungkapnya.

Selain itu, di kota Surabaya, hampir tidak ada perlintasan kereta api yang masuk dalam kategori aman karena intensitas kendaraan yang lewat di perlintasan kereta api di Surabaya tak ada yang sedikit.

"Banyak hal yang masih harus dikembangkan dari aplikasi ini. Namun, di luar itu semua, aplikasi itu akan banyak membantu masyarakat yang kurang perhatian terhadap perlintasan itu," lanjut Fira.

Fira mengakui bahwa dalam penyelesaian aplikasi ini, dirinya membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 4 bulan. Karena dirinya sempat kesulitan mencari referensi.

"Meski aplikasi di Andorid sudah banyak dibuat oleh para mahasiswa, namun aplikasi yang berhubungan dengan kereta api masih sangat minim," pungkasnya.

Fira juga menyatakan bahwa ke depannya kreasinya itu dapat diunduh pada wadah penjualan aplikasi Android Play Store.

"Selanjutnya, Untuk memperbarui data yang termuat di dalamnya, Fira akan bekerja sama dengan PT KAI Daop VIII," pungkas Fira.

(Dian Kurniawan/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya