Intel: Konektivitas Akan Semakin Deras di 2016

'Konektivitas yang tersedia di mana-mana akan mendorong ke garis depan kehidupan masyarakat'

oleh Iskandar diperbarui 05 Jan 2016, 14:02 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 14:02 WIB
Intel: Konektivitas Akan Semakin Deras di 2016
Ilustrasi konektivitas (afinite.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Intel menyebutkan bahwa di 2016 ini, konektivitas yang tersedia di mana-mana akan mendorong ke garis depan kehidupan masyarakat.

Beberapa tren inovasi telah mencapai titik yang menentukan di mana Intel mempersiapkan 2016 sebagai salah satu tahun paling menarik dalam sejarah di Asia dan di seluruh dunia.

Hal ini termasuk permintaan terhadap komputer lebih kecil, yang menawarkan kemampuan baru, antarmuka sensorik anyar yang mengubah cara orang berinteraksi dengan komputer, transformasi benda sehari-hari ke dalam perangkat pintar, serta percepatan drastis dari data besar dan cloud.

Harry K. Nugraha, Country Manager Intel Indonesia menjelaskan bahwa konektivitas menjanjikan manfaat yang sangat pribadi. Misalnya, teknologi Intel RealSense yang memiliki kemampuan kamera depth-sensing akan tersedia pada perangkat yang lebih banyak.

"Ini akan menjadi standar untuk wajah manusia digunakan sebagai password keamanan ganda serta mesin untuk menanggapi gerakan tangan dan perintah suara. Kemajuan revolusioner dapat diharapkan dalam wearables, virtual reality, dan biometrics. Perjalanan menuju komputasi Human Senses baru saja dimulai," ujar Harry melalui keterangan resminya.

Penggunaan perangkat pintar dan robotika melalui teknologi Internet of Things (IoT) juga diatur guna memberikan nilai baru untuk individu dan juga seluruh masyarakat.

Di Indonesia, IoT dapat diimplementasikan dalam beberapa aspek, seperti lokasi mikro, transportasi masyarakat cerdas, respon yang cepat dalam situasi darurat, pembayaran digital, dan juga dapat digunakan untuk mendukung pengembangan kota pintar, yang akan direncanakan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

"Yang penting, ledakan konektivitas juga akan menjadi kekuatan bagi kemakmuran dan pemberdayaan manusia. Di Asia Pasifik dan Jepang, hal ini akan menjembatani perbedaan digital antara penduduk perkotaan dan pedesaan, pria dan wanita, serta kaya dan miskin," pungkas Harry.

Di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan Vietnam, tambah Harry, smartphone sudah memberikan jutaan konsumen atas akses terjangkau untuk broadband dan komputasi untuk pertama kalinya.

"Sementara itu, pasar yang matang seperti Jepang dan Korea, akan terus muncul inovasi fitur di seluruh faktor bentuk dan perangkat. Roadmap Intel, dikombinasikan dengan kecerdikan ekosistem teknologi di wilayah ini, akan membantu membuat 2016 menjadi tahun yang luar biasa," kata Harry.

Tren kunci yang perlu diperhatikan di 2016 adalah potensi perangkat komputasi dalam bentuk mini seperti Intel Next Unit Computing (NUC) dan Intel Compute Stick untuk mendorong lebih banyak lagi akuisisi komputasi di seluruh Asia Pasifik dan Jepang.

Teknologi dipandang sebagai simbol status

Teknologi dipandang sebagai simbol status

Asia Pasifik dan Jepang akan terus memimpin adopsi teknologi komputasi pada tahun 2016. Di pasar yang matang seperti Singapura, Jepang, dan Korea, penetrasi perangkat komputasi berada pada titik jenuh dan rasa haus generasi muda untuk batas konektivitas pada titik obsesif. Layanan cloud-enabled juga telah mencapai tingkat rekor kepercayaan.

"Namun di pasar yang berkembang seperti Indonesia, India, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, teknologi semakin dipandang sebagai simbol status di antara kelas menengah, dan konsumen generasi muda semakin tenggelam dalam aplikasi jejaring sosial," terang Harry.

Kunjungan ke pameran perdagangan di Jakarta atau Shenzhen adalah seperti mengintip ke jendela ke masa depan, dimana produk wearables yang keren sering ditemukan di sana sebelum muncul di toko-toko di sisi lain dunia.

Sementara itu, penetrasi perangkat PC 2 in 1 akan tetap besar di pasar negara berkembang, perangkat smartphone mengajak orang dari segala usia menuju ke dunia internet. Perlahan tapi pasti, kesenjangan digital menyempit.

(Isk/Cas)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya