Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti dari Future University di Hakodate mengumumkan bahwa sebuah novel pendek yang ditulis kecerdasan artifisial dan dikembangkan oleh timnya diterima di kompetisi sastra di Jepang, Hoshi Shinichi Literary Award.
Meskipun novel tersebut tidak menjadi juara, keberhasilannya masuk ke kompetisi ini menunjukkan bahwa sistem kecerdasan artifisial dengan cepat mampu meniru kreativitas manusia.
Baca Juga
Tim yang dipimpin oleh profesor ilmu komputer Hitoshi Matsubara, berkolaborasi secara erat dengan konsep digital selama proses penulisan. Tim manusia pertama menetapkan gender untuk tokoh protagonis dan mengembangkan garis dasar dari jalan cerita. Mereka juga mengumpulkan daftar kata, frasa, dan kalimat untuk dimasukkan ke dalam ceritanya.
Kemudian kecerdasan artifisial bertugas untuk "merakit" komponen-komponen tadi menjadi sebuah teks terpadu yang tidak hanya dapat dipahami, tetapi juga menarik. Hasilnya adalah sebuah novel berjudul Konpyuta ga shousetsu wo kaku hi, atau "Hari di mana sebuah Komputer Menulis sebuah Novel".
Ini adalah tahun pertama bagi Hoshi Shinichi Literary Award yang mengizinkan kiriman naskah kecerdasan buatan. Dari 1.450 novel yang diterima untuk kompetisi tahun ini, 11 di antaranya adalah kolaborasi antara manusia dan kecerdasan artifisial.
Menariknya, para juri di empat putaran kompetisi tersebut tidak pernah diberi tahu novel mana saja yang ditulis oleh kecerdasan buatan atau manusia. Demikian dikutip dari Engadget, Minggu (27/3/2016).
(Why)