Liputan6.com, Jakarta - Silicon Valley melayangkan protes kepada Donald Trump. Lebih dari 140 pengusaha dan petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley menerbitkan sebuah surat terbuka.
Surat itu secara umum menentang kampanye Donald Trump sebagai calon presiden Amerika Serikat. Tak hanya itu, surat yang diterbitkan di platform Medium tersebut juga mengkritik langkah Donald Trump yang diduga akan berdampak negatif pada inovasi.
Mengutip informasi New York Times, Kamis (15/7/2016), surat itu antara lain ditandatangani oleh kepala eksekutif perusahaan teknologi seperti Stewart Butterfield dari Slack, Aaron Levie dari Box, serta Evan Williams co-founder Twitter dan Steve Wozniak co-founder Apple.
Baca Juga
Secara khusus, surat itu menggarisbawahi sejumlah gagasan Donald Trump tentang bagaimana menangani masalah khas yang muncul di Silicon Valley, termasuk imigrasi, komunikasi terbuka di internet, dan investasi dalam infrastruktur teknologi.
Katie Jacobs Stanton, seorang eksekutif di Color Genomics (sebuah biotech start-up), yang merupakan penggerak kelompok penandatangan surat itu, mengatakan rekan-rekannya merapatkan barisan dalam beberapa pekan terakhir untuk menyusun pernyataan itu.
"Kami ingin mengoptimalkan surat tersebut dan pendukungnya untuk menunjukkan keragaman di sektor teknologi - dari pendiri internet hingga pendiri dan kepala eksekutif perusahaan, dari pemimpin perusahaan sosial inovatif dan startup hingga pemimpin hak-hak sipil yang bergerak di bidang pemberdayaan teknologi dan sosial," ujar Stanton.
Pihak-pihak yang juga termasuk pendukung surat terbuka itu adalah pemodal ventura (venture capitalists), teknologi, akademisi, dan pakar kebijakan.
Namun, surat itu tidak ditandatangani oleh beberapa tokoh yang sangat dipandang di bidang teknologi, yakni kepala eksekutif perusahaan terbesar di Silicon Valley seperti Apple, Facebook, dan Google.
(Why/Isk)
Advertisement