Wawancara Khusus: Kuliah Online di Perguruan Tinggi via HarukaEdu

CEO HarukaEdu Novistiar Rustandi bercerita banyak hal mulai dari alasan mendirikan HarukaEdu hingga tantangan meyakinkan perguruan tinggi.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Jul 2016, 18:52 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2016, 18:52 WIB
Ilustrasi Kuliah Online. Kredit Gambar: Freepik
Ilustrasi Kuliah Online. Kredit Gambar: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Bila Anda sudah disibukkan dengan pekerjaan, namun masih punya keinginan untuk kuliah jenjang S-1 atau S-2, ada kabar baik bagi Anda. HarukaEdu, sebuah ed-tech startup asli Indonesia, menawarkan kuliah online jenjang S-1 dan S-2 melalui kemitraan dengan perguruan tinggi.

Didirikan oleh tiga orang, yakni Novistiar Rustandi, Tovan Krisdianto, dan Gerald Ariff, kini anggota tim HarukaEdu sudah ada 50 orang. Diwartakan sebelumnya, HarukaEdu merupakan salah satu dari delapan startup Indonesia yang berkesempatan untuk menimba ilmu langsung di markas Google, melalui program Google Launchpad Accelerator gelombang pertama.

Kali ini Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk mewawancarai Novistiar Rustandi, CEO di HarukaEdu. Novis, demikian sapaan akrabnya, bercerita banyak hal tentang HarukaEdu, mulai dari alasan mendirikan HarukaEdu, hingga tantangan dalam meyakinkan perguruan tinggi untuk bekerja sama. 

1. Apa yang mendasari pendirian HarukaEdu?

Yang mendasari pendirian HarukaEdu adalah masalah pendidikan di Indonesia. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh World Bank, 84 persen perusahaan manufaktur di Indonesia menyatakan mereka kesulitan menemukan pegawai yang dapat mengisi posisi supervisor atau manajemen di perusahaannya. Kemudian 69 persen lainnya menyatakan mereka kesulitan untuk mendapatkan pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan yang diperlukan.

Salah satu penyebab masalah di atas adalah masih rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia. Dari sekitar 111 juta orang dewasa di Indonesia yang bekerja, hanya sekitar 8 juta (7 persen) dari mereka yang bergelar sarjana. Sebanyak 31 juta (28 persen) dari mereka adalah lulusan SMA/SMK dan D-3.

Tenaga kerja Indonesia harus meningkatkan pendidikan, keterampilan, dan keahlian mereka, apalagi dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jika tidak, mereka tidak akan dapat bersaing. Bahkan tidak tertutup kemungkinan posisi supervisor, manajer, dan posisi-posisi lainnya yang membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, akan diisi oleh tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya.

Tenaga kerja Indonesia sebenarnya menyadari pentingnya pendidikan tinggi dan mayoritas dari mereka (75 persen) ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana sambil bekerja. Sayangnya, karena jadwal pekerjaan yang padat, sebagian besar dari mereka tidak dapat mengikuti program kuliah reguler atau tatap muka karena tidak dapat pergi ke kampus setiap malam atau akhir pekan.

Mereka membutuhkan program kuliah dengan jadwal fleksibel dan dapat disesuaikan dengan pekerjaan mereka. HarukaEdu percaya bahwa kuliah online dapat menjadi solusi. Pemerintah Indonesia juga percaya dan mendukung kuliah online atau pendidikan jarak jauh dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi, yang dapat menjadi solusi untuk mencapai pemerataan akses kepada pendidikan tinggi berkualitas bagi seluruh bangsa Indonesia.

2. Mengapa HarukaEdu memilih untuk bermain di kelas kuliah online bergelar (online degree), tidak di kelas kursus online (online course) semisal Coursera?

Menurut survei yang kami lakukan, pekerja Indonesia mau membayar untuk mengikuti program kuliah online dan mendapatkan gelar sarjana. Sebab, di Indonesia gelar sarjana masih menjadi salah satu syarat terpenting untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik dan atau promosi ke posisi lebih tinggi.

Masih agak sulit pada saat ini membuat pekerja Indonesia mau membayar untuk mengikuti online course yang tidak memberikan ijazah atau sertifikat yang dapat membantu mereka dalam meningkatkan tingkat kehidupan mereka.

3. Nama HarukaEdu malah menunjukkan kesan berbau Jepang. Kenapa memilih nama itu?

Nama HarukaEdu diambil dari nama belakang co-founder, dan kebetulan memiliki kesan berbau Jepang. Edu adalah singkatan dari Evolusi Digital Utama karena kami adalah perusahaan ed-tech yang banyak menggunakan kemajuan teknologi digital yang terus berkembang.

4. HarukaEdu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Seperti apa bentuk kerja sama dan model bisnis yang diterapkan?

Pada setiap kerja sama dengan perguruan tinggi, peran utama kami adalah menyediakan dan mengembangkan infrastruktur IT yang diperlukan untuk menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh (kuliah online) yang berkualitas. Kami menerima fee dari jasa yang kami berikan tersebut.

5. Kriteria apa yang harus dimiliki perguruan tinggi untuk bisa bekerja sama dengan HarukaEdu?

Perguruan tinggi harus sudah memiliki program studi reguler dengan akreditasi B. Setelah itu, mereka dapat memulai langsung dengan menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh (kuliah online) dengan porsi online kurang dari 50 persen karena program ini tidak memerlukan izin dari Kemristekdikti. Tetapi, jika mereka berminat menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh (kuliah online) dengan porsi online lebih dari 50 persen, mereka harus mendapatkan izin dari Kemristekdikti.

Wawancara Khusus: Kuliah Online di Perguruan Tinggi via HarukaEdu

6. Apa fitur andalan HarukaEdu?

Salah satu fitur andalan kami adalah Learning Management System (LMS) yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lokal. Selain itu, LMS kami dirancang untuk membantu mahasiswa fokus dalam menyelesaikan program belajar yang harus mereka lakukan setiap pekannya dan memungkinkan mahasiswa mengakses materi secara cepat dan belajar, walaupun mereka hanya memiliki waktu luang selama 15 menit. Ke depannya, kami juga mengembangkan konsep "Learn anytime, anywhere, and any apps."

7. Punya rencana untuk meluaskan sayap di online course?

Saat ini kami berencana untuk meluncurkan beberapa online course gratis. Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pendidikan online berkualitas.

8. Apa tantangan tersulit yang dihadapi HarukaEdu?

Tantangan pertama adalah regulasi pemerintah yang untungnya pada saat ini sudah sangat jelas (termasuk proses pengajuan izin). Tantangan berikutnya adalah meyakinkan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (kuliah online) dan menjadi mitra (partner).

9. Sudah dapat pendanaan dari mana saja?

Kami sudah mendapatkan pendanaan dari angel investor dan CyberAgent Ventures. CyberAgent Ventures merupakan perusahaan modal ventura asal Jepang, yang juga menggelontorkan dana ke beberapa startup yang sudah berhasil di Indonesia seperti Tokopedia.

10. Apa target jangka panjang dan jangka pendek HarukaEdu?

Target jangka panjang HarukaEdu adalah memudahkan life long learning bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat kuliah S-1, mengikuti training, mendapatkan gelar S-2, dan seterusnya pada satu platform, yaitu HarukaEdu.

11. Apa saja milestone yang sudah diraih HarukaEdu sejak pertama kali berdiri?

Bekerja sama dengan 5 perguruan tinggi di Indonesia London School of Public Relations, Universitas Wiraswasta Indonesia, STIE Indonesia, President University, dan Institut Teknologi Harapan Bangsa.

(Why/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya