Liputan6.com, Jakarta - Menaruh smartphone di atas meja kerja rupanya bisa mengurangi produktivitas kerja.
Berdasarkan sebuah penelitian psikologis yang dilakukan Universitas Würzburg and Nottingham Trent atas permintaan Kaspersky Lab, 26 persen pekerja lebih produktif tanpa smartphone-nya.
Dalam keterangan tertulis Kaspersky Lab kepada Tekno Liputan6.com, Minggu (4/9/2016), disebutkan, penelitian ini menggali korelasi antara tingkat produktivitas dan jarak antara responden dengan smartphone mereka.
Baca Juga
Saat smartphone dibawa pergi, kinerja justru meningkat 26 persen. Penelitian dengan 95 responden berusia 19 hingga 56 tahun ini dilakukan dengan empat situasi berbeda.
Pertama, dengan smartphone di dalam saku, kedua di atas meja, ketiga terkunci di laci meja, serta keempat, smartphone dipindahkan dari ruangan tersebut.
Rupanya, tes menunjukkan bahwa konsentrasi terendah terjadi saat smartphone ada di atas meja. Makin jauh smartphone dengan responden, kinerja mereka makin meningkat. Uniknya, hasil penelitian juga menemukan bahwa ketidakadaan smartphone tidak membuat responden merasa gelisah.
“Studi sebelumnya menunjukkan bahwa di satu sisi, seseorang yang terpisah dengan smartphone-nya menghasilkan efek emosional negatif, seperti peningkatan rasa gelisah. Namun di sisi lain, studi mendemonstrasikan bahwa kehadiran smartphone dapat menjadi gangguan.
Dengan kata lain, kehadiran dan ketidakhadiran smartphone dapat merusak konsentrasi," tutur Jens Binder dari Universitas Nottingham Trent.
Sementara itu, Astrid Carolus dari Universitas Würzburg mengatakan, temuan dari hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dibanding kehadiran, ketidakhadiran smartphone inilah yang meningkatkan konsentrasi.
Smartphone Turunkan Konsentrasi
Sebelumnya dalam penelitian Digital Amnesia at Work, Kaspersky Lab mendemonstrasikan, perangkat digital dapat menghasilkan dampak negatif ke konsentrasi.
Head of SMB Marketing Kaspersky Lab Vladimir Zapolyansky menyebutkan, produktivitas karyawan kemungkinan dapat ditingkatkan jika mereka memiliki waktu khusus untuk benar-benar bebas dari smartphone.
"Salah satunya dengan menerapkan peraturan rapat, yakni tak boleh ada ponsel dan tidak boleh ada komputer di lingkungan kerja yang normal," kata Zapolyansky.
Ia menambahkan, pelaku bisnis juga harus menyadari bahwa dalam lanskap bisnis yang saling terhubung saat ini, tingkat konsentrasi yang lebih rendah dapat menimbulkan isu keamanan.Serangan ditargetkan dengan lebih canggih, misalnya, hanya dapat ditemukan jika karyawan waspada pada tampilan dan isi yang tak terduga dan tidak biasa dari e-mail.
"Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis untuk menerapkan langkah-langkah keamanan, termasuk sesi pelatihan untuk meningkatkan kewaspadaan karyawan, apakah karyawan menggunakan smartphone mereka di tempat kerja atau tidak. Manajemen keamanan perangkat mobile sama pentingnya demi melindungi data-data bisnis yang sensitif guna menerapkan efisiensi usaha," tuturnya.Â
Kaspersky Lab sendiri telah meneliti dampak sosial dari digitalisasi, dan bagaimana digitalisasi membuat orang lebih rentan terhadap kriminalitas di dunia maya selama dua tahun terakhir.
(Tin/Isk)
Advertisement