Liputan6.com, Jakarta - Penunjukan Jack Ma sebagai salah satu penasihat eCommerce Indonesia sempat menuai kritik dari beberapa pihak. Namun menurut Ketua Umum idEA Aulia Marianto, penunjukan itu tak lepas dari usaha memenangkan ekonomi digital Indonesia di kancah global.
Karena itu, dibutuhkan sumber-sumber yang bisa memberikan informasi tentang kejadian di level global. Sementara Jack Ma merupakan seorang ikon eCommerce yang memang sudah dikenal di dunia.
"Kita sedang membangun eCommerce. Masa kita membangun eCommerce, tapi ikonnya bukan dari bidang ini," ujar Aulia saat ditemui di sela-sela acara media briefing idEA di Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Baca Juga
Namun perlu diingat bahwa posisi penasihat tak akan diemban oleh Jack Ma sendiri. Pemerintah, menurut Aulia, telah memiliki komitmen untuk mengajak beberapa orang untuk ikut serta menjadi penasihat eCommerce Indonesia.
"Tak hanya orang asing, tapi juga ada (orang) lokal," tutur pria yang juga mengemban posisi CEO Blanja.com ini. Hal itu dilakukan mengingat pandangan atau saran yang diperlukan untuk eCommerce berasal dari berbagi aspek, salah satunya mengenai keadaan pasar Indonesia yang tentu berasal dari ahli dalam negeri.
Aulia juga mengingatkan supaya penunjukan penasihat dari pemain asing tak menjadi bumerang, sehingga pemerintah perlu melibatkan pemain lokal. Jadi, keterlibatan pemain lokal seperti idEA perlu dilakukan untuk mengkaji masukan-masukan yang datang dari pemain luar.
"Di samping itu, kita juga harus memisahkan antara sosok Jack Ma sebagai orang berpengalaman di industri eCommerce dan pebisnis," tutur Ketua Umum idEA periode 2016-2018 tersebut.
Ia menjelaskan, dalam hal ini, baik pemerintah maupun Jack Ma memang memiliki kepentingan. Untuk itu, memandang masalah ini harus dilihat dalam kacamata lebih luas.
"Hanya, perlu diingat kita harus selalu mawas diri dan waspada termasuk mengkaji saran yang diberikan. Jadi, tak lolos begitu saja," pungkas Aulia.
(Dam/Why)