Liputan6.com, California - Kasus Yahoo yang dikabarkan telah membagi informasi penggunanya ke otoritas Amerika Serikat masih berlanjut. Kabar terbaru menyebutkan Yahoo mengirim surat ke pemerintah Amerika Serikat untuk menjelaskan kepada publik mengenai hal yang sebenarnya terjadi.
Melalui surat yang ditujukan kepada direktur intelijen nasional Amerika Serikat James Clapper, Yahoo meminta otoritas Amerika Serikat menjelaskan perintah keamanan yang mengharuskan perusahaan internet mendapatkan data pengguna.
Penasihat umum Yahoo Ron Bell meminta komitmen transparansi dari pemerintah mengenai adanya permintaan data pengguna yang dilakukan.
Yahoo pun tak menampik bahwa pembacaan data ini merupakan aspek rahasia dari investigasi yang berhubungan dengan keamanan publik dan negara. Pun demikian, sikap transparansi tetap penting untuk menegaskan akuntabilitas dari badan pemerintah.
Baca Juga
"Transparansi penting untuk menjamin akuntabilitas dari otoritas hukum saat mendapatkan informasi pribadi tentang aktivitas atau komunikasi online individu," kata Bell dalam suratnya seperti dikutip dari laman The Verge, Jumat (21/10/2016).
Otoritas Amerika Serikat masih belum memberikan komentar mengenai surat itu. Namun, Yahoo menampik memiliki sistem yang digunakan untuk memindai email penggunanya.
Tak hanya itu, perusahaan yang diakusisi Verizon itu juga menyebut laporan Reuters terkait sistem tersebut merupakan berita menyesatkan. Karena itu, pemerintah Amerika Serikat diminta membuat pernyataan resmi untuk menyelesaikan persoalan ini.
Sebagai informasi, pada awal bulan ini Yahoo dikabarkan telah membagi data penggunanya kepada badan intelijen Amerika Serikat. Menurut laporan, Yahoo bahkan telah mengembangkan software khusus untuk melakukan hal tersebut.
Berdasarkan informan anonim, perusahaan itu telah mengikuti permintaan badan pemerintah Amerika Serikat untuk memindai jutaan akun Yahoo Mail. Informasi itu kemudian diberikan kepada NSA atau FBI.
(Dam/Why)