GoPro Belum Menyerah Luncurkan Drone di Lini Karma

CEO GoPro Nick Woodman memastikan pihaknya belum menyerah untuk kembali melanjutkan produksi drone dalam lini Karma

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 09 Jan 2017, 14:20 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2017, 14:20 WIB
GoPro
Ini tampilan drone perdana dari GoPro, Karma (sumber: gopro.com)

Liputan6.com, Las Vegas - Kendati sempat mengalami proses recall pada drone perdana besutannya, GoPro ternyata belum menyerah untuk memproduksi drone. Hal itu diungkapkan oleh pendiri sekaligus CEO GoPro Nick Woodman saat gelaran Consumers Electronic Show (CES) 2017. 

Dikutip dari The Verge, Senin (9/1/2017), Woodman memastikan pihaknya tetap akan meluncurkan produk drone dalam seri Karma. Kendati demikian, ia tetap menyayangkan bahwa ada proses penarikan kembali (recall) pada drone perdana besutan GoPro tersebut.

"Penerimaan Karma sangat baik. Memang disayangkan terjadi proses recall, tapi kami belajar bahwa konsumen yang sudah ada dan baru ternyata sangat bersemangat pada produk tersebut," tuturnya. Hal itu, menurut Woodman, dapat menjadi fondasi yang baik untuk keberlangsungan lini Karma.

Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan masalah apa yang sebenarnya terjadi pada drone Karma. Masalah yang terjadi pada Karma ternyata berhubungan dengan mekanisme penyimpanan (retensi) baterai, bukan masalah lain seperti yang diduga selama ini.

Jadi getaran saat penerbangan membuat sejumlah baterai lepas dari konektor, dan bukannya jatuh dari drone. Kondisi itu membuat Karma menjadi kehilangan daya dan terjatuh.

Ia juga menolak bahwa desain Karma yang menjadi penyebab masalah ini. Desain Karma sekarang ini sudah dilengkapi dengan beragam fitur stabilisasi. Hanya, masalah retensi baterai ini baru muncul ketika drone sudah diproduksi secara massal dan mulai dipakai oleh sejumlah pengguna.

Proses recall sejumlah drone besutan GoPro dilakukan tak lama setelah pesawat nirawak itu diluncurkan. Berdasarkan laporan, ada sekitar 2.500 unit yang ditarik oleh perusahaan pembesut kamera aksi asal Amerika Serikat tersebut.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya