Liputan6.com, Jakarta - Astronom kembali menemukan fakta baru mengenai planet Jupiter. Sekelompok peneliti dari Lawrence Livermore National Laboratory Amerika Serikat dan University Munster Jerman berhasil mengungkap Jupiter merupakan planet tertua di tata surya.
Informasi ini berhasil diketahui setelah para astronom meneliti umur meteorit yang jatuh ke Bumi. Untuk menentukan umur meteor tersebut, para astronom mengukur jumlah molibdenum dan isotop tungsten yang terkandung di dalamnya.Â
Hasil perhitungan menunjukkan meteor berasal dari dua sumber berbeda yang terpisah jarak sekitar 2 hingga 3 juta tahun. Pemisahan itu diperkirakan dimulai sekitar 1 juta tahun setelah tata surya mulai terbentuk.
Advertisement
"Mekanisme paling masuk akal saat pemisahan terjadi adalah pembentukan Jupiter," tulis hasil penelitian tersebut seperti dikutip dari Space, Senin (19/6/2017). Alasannya, dibutuhkan sebuah planet raksasa di antara dua sumber itu agar dapat mencegah pertukaran material.Â
Baca Juga
Menurut perhitungan, inti Jupiter yang berukuran 20 kali lipat lebih besar dari Bumi turut memungkinkan pemisahan tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan planet yang dikenal sebagai gas raksasa itu sudah berkembang dalam 1 juta tahun pertama tata surya.
Tata surya sendiri diprediksi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu dari awan gas dan debu yang sangat besar. Sebagai awal, Matahari yang terbentuk lebih dulu, lalu planet-planet terbentuk dari bahan sisa yang berputar mengelilingi Matahari.
"Jupiter adalah planet tertua di tata surya, dan inti padatnya terbentuk dengan baik sebelum gas matahari berhenti. Perubahan ini konsisten dengan model pertumbuhan inti pembentuk planet raksasa," ujar penulis utama riset ini, Thomas Kruijer.
Namun setelah itu, tingkat pertumbuhan Jupiter terus melambat. Para peneliti memperkirakan ukuran Jupiter saat ini baru ada setidaknya 3 sampai 4 juta tahun setelah Matahari terbentuk.
Meski berhasil mengungkap Jupiter sebagai planet pertama di tata surya, para peneliti belum dapat memastikan umur sebenarnya planet itu. Melalui penelitian ini, mereka juga menemukan penyebab perbedaan kondisi planet-planet di tata surya.
Seperti diketahui, semakin menjauhi Matahari, planet di tata surya memiliki material mayoritas gas. "Jupiter mungkin bertindak sebagai pembatas antara bagian dalam dan bagian luar tata surya," tulis riset itu.Â
(Dam/Why)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:Â