Orang Nomor Satu di Uber Lengser, Apa Kata Perusahaan?

Apa kata dewan direksi Uber soal mundurnya CEO Travis Kalanick?

oleh Jeko I. R. diperbarui 22 Jun 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 06:30 WIB
Travis Kalanick CEO Uber
Travis Kalanick CEO Uber (Doc: Getty Images)

Liputan6.com, San Francisco - CEO sekaligus pendiri Uber  Travis Kalanick, akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Padahal awalnya pendiri layanan transportasi online ini cuma ingin cuti sejenak di saat perusahaan tengah berbenah. Cuti panjang Kalanick juga tak lepas dari rujukan dewan direksi Uber.

Kini, dengan mundurnya orang nomor satu di Uber tersebut, perusahaan berharap Uber bisa membawa perubahan kultur perusahaan yang positif. Uber, dalam hal ini diwakili dewan direksi, mengatakan keputusan Kalanick adalah langkah yang berani. Menurut mereka, Kalanick sudah mengambil keputusan terbaik.

"Travis selalu menganggap Uber sebagai prioritasnya. Ia benar-benar berani dan berhasil menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap perusahaan," tulis dewan direksi Uber sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip via New York Times, Kamis (22/6/2017).

"Kami yakin, setelah Kalanick mundur, ia pasti akan memiliki waktu lebih banyak untuk pulih dari duka yang ia alami. Ia pasti rela memberikan kami ruang untuk bisa melangkah menyongsong babak baru dalam sejarah Uber. Kami pun tetap menerima kehadiran Travis di dalam dewan," begitu bunyi lanjutannya.

Hengkangnya Kalanick sebagai CEO Uber disertai alasan kuat. Pada Selasa (20/6/2017), lima investor utama Uber meminta Kalanick untuk mengundurkan diri. Salah satu investor yang meminta Kalanick mundur adalah pemegang saham terbesar Uber dari perusahaan ventura Benchmark bernama Bill Gurley.

Surat rekomendasi hengkangnya Kalanick dikirimkan ke dirinya saat sedang cuti di Chicago. Dalam sebuah surat bertajuk "Moving Uber Forward" itu, para investor meminta kepada Kalanick untuk segera mundur sebab perusahaan memerlukan perubahan kepemimpinan.

Kalanick kemudian berkonsultasi dengan anggota dewan direksi dan investor Uber. Selanjutnya, Kalanick pun setuju untuk mengundurkan diri. Meski begitu, ia akan tetap berada di dewan direksi Uber setelah mengundurkan diri.

Dalam pernyataannya, Kalanick mengatakan kalau ia begitu mencintai Uber dan berat untuk mundur dari posisinya. "Saya sangat mencintai Uber melebihi apa pun di dunia ini. Ini adalah saat yang sangat sulit dalam hidup saya. Saya harus menerima permintaan dari para investor untuk mundur, agar Uber bisa terus berkembang dan tidak terganggu dengan konflik lainnya," ujar Kalanick.

Langkah Kalanick selama memimpin Uber kerap dipertanyakan, lantaran dianggap sebagai contoh kekacauan sebuah startup di Silicon Valley. Dalam beberapa bulan terakhir, Uber mengalami cukup banyak masalah Mulai dari pelecehan seksual, pemecatan karyawan, budaya perusahaan, hingga lelucon yang berbau seksisme.

Kegagalan Travis Kalanick dimulai sejak awal tahun, yakni setelah seorang engineer wanita di Uber mengungkap dirinya mengalami pelecehan seksual di perusahaan. Hal itu pun memicu munculnya keluhan lain yang serupa dan membuat perusahaan melakukan penyelidikan internal.

Tak hanya masalah internal, Uber dilaporkan juga tengah menangani tuntutan hak kekayaan intelektual atas Waymo, sebuah proyek otonomos di bawah Alphabet.

Pihak Uber akhirnya memulai perubahan besar untuk membuat lingkungan kerjanya lebih profesional. Kini Uber juga dilaporkan sedang mencari COO, termasuk juga untuk menempati posisi CEO yang kosong karena mundurnya Kalanick.

(Jek/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya