Mau Jadi COO Uber? Ini Syaratnya

Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk menjadi tandem CEO Uber Travis Kalanick?

oleh Jeko I. R. diperbarui 21 Jun 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2017, 15:00 WIB
Uber
Uber (telegraph.co.uk)

Liputan6.com, San Francisco - Setelah CEO Uber Travis Kalanick mengumumkan pengunduran dirinya, Uber kini tengah mencari sosok Chief Operating Officer (COO). Jauh sebelum Kalanick memutuskan untuk resign, Uber memang sudah membuka lowongan COO, yang berperan sebagai tandem untuk memimpin perusahaan.

Namun, mencari seorang COO tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Menurut analis bisnis dan editor senior di Fortune, Adam Lashinsky, mencari COO untuk perusahaan teknologi sekelas Uber butuh waktu cukup lama.

Mengutip Business Insider, Rabu (21/6/2017), pria yang menulis buku berjudul “Wild Ride: Inside Uber’s Quest for World Domination” ini berpendapat Uber harus mencari seseorang yang kontras dengan dengan Kalanick, baik secara perilaku dan pengalaman. Ia pun melontarkan syarat COO Uber menurut versinya. Kalau bisa, calon COO harus berasal dari kalangan pekerja Silicon Valley dan memiliki latar consumer yang kuat.

"Bisa juga orang dengan latar operation yang berpengalaman dari perusahaan seperti Coca-Cola, Pepsi, McDonalds, atau juga Johnson and Johnson," kata Lashinsky.

"Layaknya Facebook, Uber juga harus butuh 'Sheryl Sandberg' bagi mereka. Kita tahu kan, Mark Zuckerberg dan Sandberg adalah dua pimpinan Facebook dengan peran dan latar belakang berbeda. Buktinya, hingga kini Facebook makmur-makmur saja,” katanya melanjutkan.

Sandberg, menurut Lashinsky, memang tidak memiliki latar belakang engineering seperti Zuckerberg. Nah, sesuai dengan jabatannya sebagai COO, sosok Sandberg berpengalaman di bidang marketing dan komunikasi. Karena itu, ketimpangan yang sedang terjadi pada Uber adalah cuma memiliki seorang Kalanick yang notabene andal di bidang engineering.

"Di sinilah kurangnya Uber. Kalanick itu ambisius, tetapi ia ingin terlibat di semua bidang. Jadinya karut-marut," tukas Lashinsky.

Hengkangnya Kalanick dari jabatannya sebagai CEO disebut karena berbagai tekanan dari dewan direksi perusahaan dan investor Uber. Mereka menilai Kalanick menjadi salah satu pemicu terjadinya kemelut di Uber.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The New York Times, pada hari Selasa, lima investor utama Uber meminta kepada Kalanick untuk segera mengundurkan diri. Salah satu investor yang meminta Kalanick mundur adalah pemegang saham terbesar Uber dari perusahaan ventura Benchmark yang bernama Bill Gurley.

(Jek/Why)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya