Liputan6.com, Bandung - Koperasi harus adaptif dan dinamis dalam merespons berbagai tren serta perkembangan terbaru di tengah masyarakat. Pasalnya, tak bisa ditawar lagi, koperasi mesti segera mengadopsi teknologi informasi (TI) baik untuk manajemen maupun pelayanan anggota.
Demikian diungkapkan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat (Jabar), Mustopa Djamaludin, akhir pekan lalu kepada Tekno Liputan6.com, di Bandung. Menurut dia, saat ini baru 11 persen koperasi di Jabar yang mengadopsi TI.
"Jumlahnya masih sangat kecil, akan tetapi, kalau dibandingkan dengan akhir 2015, terjadi peningkatan signifikan," tuturnya.
Advertisement
Dia mengatakan, pada 2015 baru sekitar 2 persen koperasi di Jabar sudah menggunakan TI. Diharapkan, angka itu pada 2020 meningkat hingga 23-24 persen.
Baca Juga
"TI sudah menjadi kebutuhan dasar bagi badan usaha, termasuk koperasi. Mau tidak mau, suka tidak suka, digitalisasi koperasi adalah tuntutan agar koperasi bisa terus tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan anggota," katanya.
Digitalisasi, sambung Mustopa, juga sangat penting untuk menunjang regenerasi koperasi. Pasalnya, kaum muda saat ini sangat dekat dan tidak bisa terpisahkan dengan internet dalam kesehariannya.
"Prosesnya memang harus dilakukan bertahap, tidak bisa instan. Diperlukan edukasi dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) serta kesiapan infrastruktur jaringan," kata Mustopa.
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Kemitraan dan Pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM), Iwan Gunawan, mengatakan hal serupa. Menurut dia, diperlukan peran serta pemerintah dalam mendongkrak angka melek TI koperasi.
"Pemerintah harus melibatkan ahli digital untuk mempersiapkan SDM koperasi. Hingga saat ini masih banyak SDM koperasi, khususnya yang berada di pelosok, belum memahami TI," katanya.
Bukan hanya pengetahuan dasar TI, menurut dia, SDM koperasi juga harus menguasai manajemen koperasi berbasis TI mulai dari pemasaran hingga keuangan. Dengan demikian, koperasi bisa berdaya saing hingga ke tingkat global.
"Tanpa penguasaan TI, koperasi akan tertinggal. Banyak peluang dan potensi pasar yang bisa digarap dan dikembangkan dengan menggunakan TI. Melalui TI, koperasi juga bisa merangkul generasi muda," ujar Iwan.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, per akhir 2015 ada 25.741 koperasi di Jabar. Dari jumlah tersebut sebanyak 16.855 aktif dan 8.886 tidak aktif. Sementara yang melakukan RAT hanya 6.697 unit.
(Msu/Why)
Tonton video menarik berikut ini:
Â