Liputan6.com, Jakarta - Salah satu masalah terbesar yang dihadapi manusia adalah pemanasan global (global warming). Hal ini salah satunya disebabkan oleh karbon dioksida berlebihan.Â
Pasalnya, karbon dioksida membuat lapisan ozon berlubang, panas matahari yang berlebih, es kutub mencair, hingga permukaan air laut meningkat.Â
Sejumlah hal di atas menjadi perhatian Profesor Jum Hansen, mantan kepala ilmu iklim di NASA. Hansen bersama timnya melakukan penelitian, dan temuannya ini patut diwaspadai oleh manusia.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, manusia harus segera mengurangi kadar karbon dioksida sejak dini. Jika tidak, generasi selanjutnya harus memilih untuk menghadapi peristiwa cuaca berbahaya atau menghabiskan triliunan dolar untuk mencegahnya.
Sejauh ini, bumi sudah jauh melampaui batas pemanasan global. Kadar polusi di atmosfer bumi tidak akan mungkin berkurang dalam hidup manusia. Meski begitu, para peneliti mengatakan, kita bisa menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer sekitar 12,5 persen.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti menanam pohon. Langkah lainnya adalah memanfaatkan teknologi yang fungsinya mirip dengan pohon, yaitu menyerap karbon.
Hasil riset memperkirakan teknologi ini memakan biaya sekitar US$ 535 triliun. Mungkin biaya pengembangan ini mahal. Namun, biaya pencegahan selalu lebih baik daripada biaya mengatasi masalah.
"Melanjutkan emisi bahan bakar fosil yang tinggi dapat membuat generasi selanjutnya mengalami dampak pemanasan yang besar, iklim yang merugikan, atau malah keduanya," tutup Jim.
(Theofilus Ifan Sucipto/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: