Liputan6.com, Mountain View - Android Oreo boleh saja mengusung fitur terbaru yang lebih baik dari sistem operasi sebelumnya. Namun pada kenyataannya, sistem operasi Android yang saat ini masih paling banyak digunakan adalah Marshmallow.
Lantas, bagaimana dengan Nougat? Padahal, sistem operasi yang satu ini juga baru saja meluncur pada 2016.
Dari 2 miliar perangkat Android yang digunakan, sistem operasi Android Marshmallow paling mendominasi. Data terbaru yang dirilis Statista mengungkap, Android Marshmallow yang meluncur pada Oktober 2015, kini digunakan 32,3 persen pengguna Android.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip Business Insider, Rabu (23/8/2017), adopsi Android Nougat sendiri dinilai belum agresif. Tercatat, Android Nougat hanya baru menyentuh angka 13,5 persen. Padahal, Nougat meluncur pada Agustus 2016.
Adapun sistem operasi Android lain, seperti Lollipop (dirilis November 2014) masih mengantongi 29,2 persen. KitKat (dirilis Oktober 2013) 16 persen dan Jelly Bean (dirilis Juli 2012) 7,6 persen.
Dan yang hampir 'mati' adalah Ice Cream Sandwich (dirilis Oktober 2011) dan Gingerbread (dirilis Desember 2010) yang cuma tersisa 0,7 persen.
Melihat fragmentasi Android yang masih didominasi Marshmallow, apakah Android Oreo bisa melangkahi Marshmallow dalam waktu singkat?
Android Oreo Akan Hadir di Smartphone Lawas?
Jika memang bisa, tentu strategi paling jitu bagi Google adalah mengandalkan sistem pembaruan Android Oreo untuk smartphone lawas--yang dirilis pada 2016 dan sebelumnya.
Seperti dijelaskan Dave Burke, VP Engineering Android, pihaknya saat ini lebih memilih fokus untuk mengembangkan Android Oreo pada smartphone terbaru. Mereka belum bisa memutuskan apakah Android Oreo nantinya akan juga bisa di-update pengguna Android lawas.
“Kami belum memutuskan apakah (Android O) juga akan hadir pada smartphone yang dirilis 2016 ke belakang,” kata Burke kepada Tekno Liputan6.com di kantor pusat Google, Googleplex beberapa waktu lalu.
Dilanjutkan Burke, kini ada banyak smartphone terbaru yang hadir tidak dengan sistem operasi Android terbaru, yakni Nougat.
Maka itu, mereka ingin menyetir pasar agar membeli smartphone baru dengan sistem operasi yang anyar juga. Salah satu gagasan yang dilakukan adalah menghadirkan Android Go, ekosistem konfigurasi Android O khusus untuk smartphone terjangkau di bawah Rp 1 juta.
“Banyak smartphone Android terbaru, justru hadir tidak dengan sistem operasi paling anyar. Kebanyakan masih memakai Android KitKat, Lollipop, dan Marshmallow,” tuturnya menjelaskan.
“Yang terpenting, banyak orang baru online setiap harinya. Mereka pasti akan membeli smartphone baru, atau juga smartphone pertamanya. Nah, masalahnya, apa smartphone-nya? Bagaimana sistem operasinya?,” lanjut Burke.
Sekadar informasi, versi final Android O akan hadir pada 2017. Meski tidak diungkap kapan detail waktu peluncuran resminya, Burke mengklaim sistem operasi ini akan hadir dengan sejumlah pembaruan lebih baik.
Pembaruan yang diciptakan berdasarkan sistem Machine Learning ini, ia golongkan dalam 2 kategori: Fluid Experience dan Vital.
Adapun beberapa fitur baru Android O di antaranya seperti Picture-In-Picture, Smart Text Selection, Notification Dot, Instant App, Autofill, Google Play Protect, dan masih banyak lagi.
(Jek/Isk)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement