Facebook Pakai Kecerdasan Buatan untuk Cegah Upaya Bunuh Diri

Facebook menggunakan tool berbasis kecerdasan buatan untuk mencegah upaya seorang pengguna bunuh diri.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 29 Nov 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 15:00 WIB
Facebook
Tool pencegah bunuh diri di Facebook. (Foto: NBC)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook menggunakan kecerdasan buatan untuk memindai unggahan pengguna yang berpotensi melakukan upaya bunuh diri.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com, Rabu (29/11/2017), jika software kecerdasan buatan itu mendapati ada pengguna yang berpotensi bunuh diri, Facebook akan memberikan tanda ke moderator.

Selanjutnya, moderator akan merespon dengan mengirimkan kontak psikolog atau bahkan menghubungi orang pertama yang bisa menemukan pengguna yang berpotensi bunuh diri tersebut.

Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini telah menguji coba penggunaan tool kecerdasan buatan ini selama empat bulan terakhir di Amerika Serikat.

Kini, Facebook bahkan membuat agar tool ini juga bisa digunakan di negara lain, kecuali negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Hal tersebut disebabkan karena undang-undang perlindungan data melarang perusahaan menilai profil pengguna dengan cara ini.

Dalam unggahan di Facebook-nya, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan, ia berharap tool ini bisa mengingatkan kepada pengguna, bahwa kecerdasan buatan mampu menyelamatkan nyawa manusia.

Sebulan belakangan, kata Zuckerberg, software ini telah membantu Facebook memberitahukan potensi kasus bunuh diri ke lebih dari 100 responden pertama. "Jika kita bisa menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu orang lain menjangkau keluarga dan teman-teman mereka, ini kemajuan yang penting dan positif," ujarnya.

Sayangnya, Facebook tak memberi rincian tentang cara kerja tool itu. Namun, program tersebut telah dilatih mengenali unggahan dan pesan yang ditandai oleh pengguna. Kemudian, tool ini juga mengenali beragam komentar dari pengguna lain yang menanyakan "apakah kamu baik-baik saja" atau "apakah ada yang bisa saya bantu".

Selanjutnya, teknologi kecerdasan buatan itu juga memeriksa siaran live streaming yang menunjukkan bagian video yang memiliki banyak komentar, reaksi, atau dilaporkan oleh pengguna lain. Bisa dikatakan, laporan dari pengguna lain sangat penting agar Facebook lebih cepat menghapus video bunuh diri dan semacamnya.

Kasus Bunuh Diri di Facebook

Kasus bunuh diri yang disiarkan live streaming lewat Facebook telah beberapa kali jadi perhatian banyak orang di seluruh dunia.  Di Indonesia, kasus bunuh diri seorang pria di Jakarta Selatan ditayangkan secara live streaming melalui fitur Facebook Live. 

Kejadian tersebut berlangsung 17 Maret 2017 dan melibatkan seorang pria dengan nama Indra. Ia melakukan aksinya pada pukul 10.00 WIB, dengan mengenakan kaus putih.

(Ilustrasi) gantung diri | via: dhakatribune.com

Ada dua video beredar yang memperlihatkan momen pria tersebut menggantung dirinya. Dalam video pertama berdurasi 1 menit 5 detik, ia mengungkapkan curahan hatinya.

Lalu di video kedua yang berdurasi 1 jam 44 menit, ia merekam aksi bunuh dirinya dengan menggunakan tali yang sudah tergantung di dalam rumah. Sebelum melakukan aksinya itu, ia sempat melambaikan tangan. 

Diketahui, penyebab bunuh diri tersebut karena korban mengalami depresi akibat ditinggal istri dan anaknya. Video berdurasi 1 jam 44 menit itu pun masih bisa disaksikan hingga sekitar pukul 20.30 WIB hari yang sama. 

Namun beberapa menit setelahnya, video dengan konten tak pantas tersebut sudah menghilang dari akun Facebook. Melihat konten yang tak pantas di dalamnya, pihak Facebook langsung mengambil langkah cepat untuk menghapusnya. 

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya