APIMI Tegaskan Komitmennya Gelar Broadband di Kota Besar

Menyusul sorotan DPR terkait banyak menara mikrosel tak berizin di Jakarta, APIMI menegaskan komitmennya gelar broadband di kota-kota besar.

oleh Corry Anestia diperbarui 22 Des 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 22 Des 2017, 15:30 WIB
Telkomsel Bangun 14 Ribu BTS Baru Sepanjang 2014
Foto: BTS Telkomsel

 

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Infrastruktur Mikrosel Indonesia (APIMI) menegaskan pihaknya berkomitmen terhadap pengembangan jaringan broadband dan 4G sebagai upaya untuk mewujudkan smart city di DKI Jakarta. 

Pernyataan ini menyusul DPR yang menyoroti banyak menara jaringan mikrosel di lima wilayah Jakarta yang tidak membayar sewa kepada Pemprov DKI. Padahal, mereka menggunakan lahan milik Pemprov DKI.

Ketua Umum APIMI, Peter Djatmiko mengatakan seluruh pelaku usaha jaringan yang tergabung di organisasi ini telah memiliki izin dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI. Menurutnya, pemilik menara yang tidak memiliki PKS itu tidak tergabung dalam APIMI.

Mikrosel merupakan infrastruktur jaringan seperti Base Transceiver Station (BTS). Namun, bentuknya lebih kecil dan dapat ditempatkan di wilayah yang tidak terjangkau menara makrosel.

"Tiang mikrosel yang dibangun oleh penyelenggara jaringan di APIMI, semuanya punya izin dari Pmeda. Tapi, memang ada tiang mikrosel yang tidak punya izin," ungkap Peter dalam siaran pers, Jumat (22/12/2017.

Ia menegaskan pentingnya infrastruktur tiang mikrosel dalam pengembangan jaringan 4G di kota-kota besar, seperti DKI Jakarta. "Satu penyelenggara saja seperti iForte, kontribusinya bisa mencapai Rp 1 miliar per bulan." 

"Lagi pula, sesuai perjanjian, anggota APIMI telah memberikan kontribusi dan kompensasi kepada pemda, seperti menyediakan GPS Busway Tracking System untuk koridor 1 dan juga penyediaan CCTV untuk kebutuhan pemda," tuturnya.

 

Solusi Broadband

Infrastruktur mikrosel, lanjut Peter,  dibutuhkan untuk mendukung ekspansi jaringan 4G LTE, terutama di wilayah-wilayah yang tak dapat terjangkau oleh menara makrosel. 

Sementara mikrosel dapat menjadi solusi untuk menghadapi peningkatan trafik data seiring dengan bertambahnya pengguna smartphone di daerah urban.

"Karena cell-nya lebih kecil, operator seluler dapat mengoptimalkan penggunaan frekuensi untuk mengantisipasi peningkatan trafik yang semakin besar," tuturnya.

Ia mencontohkan DKI Jakarta di mana kebutuhan dan trafik layanan data terus melesat. Apalagi rata-rata trafik ini berasal dari penggunaan media sosial. 

Ia menyebutkan mikrosel dapat menjangkau radius hingga 250 meter. Jakarta membutuhkan setidaknya 6.000 tiang mikrosel. Saat ini APIMI hanya mampu memenuhi 2.000 tiang.

"Tanpa tiang mikrosel, upaya pemerintah untuk mengembangkan jaringan 4G di kota besar serta mewujudkan smart city akan terhambat," tambahnya.

(Cas/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya