Liputan6.com, Ghana - Tak ada rotan akar pun jadi, peribahasa ini tampaknya cocok untuk menggambarkan usaha seorang guru di Ghana agar para muridnya bisa mendapatkan ilmu lebih layak.
Guru bernama Richard Appiah Akoto ini, menyedot perhatian besar warganet setelah foto dirinya menggambar tampilan antarmuka Microsoft Office Word (Microsoft Word) dengan kapur warna-warni di papan tulis.
Dilansir Quartz, Sabtu (3/3/2018), warganet memberikan respons positif terhadap usaha keras pria berusia 33 tahun itu untuk menjelaskan tentang komputer tanpa perangkat tersebut secara langsung kepada para muridnya.
Advertisement
Akoto merupakan seorang guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Betenase M/A Junior High School di kota Sekyedomase, sekira dua setengah jam berkendara ke utara kota kedua di Ghana, Kumasi.
Baca Juga
Sekolah tersebut tidak memliki komputer sejak 2011. Mirisnya, anak-anak berusia 14 dan 15 tahun di sekolah itu diharapkan bisa lulus ujian nasional TIK, yang menjadi salah satu mata pelajarannya.
Jika tidak berhasil lulus, maka mereka tidak bisa melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas atau SMA.
Untuk membantu para muridnya, Akoto pun selalu menggambar Microsoft Office Word di dalam kelas.
"Ini bukan kali pertama saya menggambarnya. Saya selalu melakukannya di dalam kelas. Saya suka mengunggah gambarnya ke Facebook karena saya memang menyukainya. Saya tidak tahu ini akan mendapatkan perhatian banyak orang seperti sekarang," kata Akoto yang sudah menjadi guru di sekolah tersebut selama enam tahun.
Pria yang memiliki nama "Owura Kwadwo Hottish" di Facebook dan Twitter itu, kini banyak diperbincangkan di internet.
Fotonya memperlihatkan ironi sekaligus kebahagiaan tentang kehidupan di Afrika, tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk orang-orang di komunitas teknologi di wilayah tersebut.
Microsoft Membantu
Foto-foto Akoto sontak semakin terkenal setelah komedian populer Ghana yang juga seorang guru, membagikannya kepada 140 ribu penggemarnya di Facebook. Hingga pada akhirnya, foto tersebut viral dan menarik perhatian media internasional dan para penggemar teknologi di Afrika.
Kisah Akoto dan para muridnya ini juga sampai ke Microsoft. Raksasa software tersebut berjanji akan memberikan sebuah perangkat kepada Akoto untuk mempermudah proses belajar mengajar.
Akoto sendiri sebenarnya memiliki laptop pribadi, tapi tidak digunakan karena fitur-fiturnya berbeda dari silabus resmi yang harus diajarkan kepada murid-muridnya.
Ujian tertulis bergantung pada kemampuan murid untuk mengingat apa yang ada di dalam silabus. Karena keterbatasan tersebut, hanya satu muridnya yang mendapatkan nilai A pada tahun lalu.
"Orang-orang di Accra (Ibu Kota Ghana) akan lulus ujian. Kalian tidak bisa membandingkan seseorang yang ada di depan komputer, tahu apa yang dia lakukan terhadap mouse, dengan seseorang yang tidak pernah merasakan mouse komputer sebelumnya," pungkas Akoto.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement