Liputan6.com, Singapura - Grab akhirnya memastikan telah mencaplok bisnis Uber yang ada di Asia Tenggara hari ini.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu pun akan menyerahkan seluruh operasional dan asetnya di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Lantas, bagaimana dengan nasib kelanjutan para pegawai Uber yang berada di wilayah ini? Uber sendiri memang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait masa depan para pekerjanya.
Advertisement
Baca Juga
Namun seperti dikutip dari CNBC, Senin (26/3/2018), juru bicara perusahaan menyebut sebagai bagian dari kesepakatan sebenarnya tak ada opsi untuk merumahkan para pegawai.
Kendati demikian, berdasarkan penuturan seorang pegawai Uber , ternyata hal yang terjadi justru sebaliknya.
Saat dihubungi Tekno Liputan6.com, pegawai bernama Syahrizad ini mengaku bahwa perusahaan sebenarnya melakukan pemutusan hubungan kerja. Bahkan, para pegawai hanya diberikan waktu dua jam untuk meninggalkan kantor.
"Kami semua dihentikan. Saya pikir kepala agensi sudah meminta kami untuk mencari pekerjaan lain," tuturnya. Adapun peristiwa ini terjadi di kantor Uber Singapura beberapa jam lalu.
Sebelumnya, melalui akun Twitter @Syhrezd , ia juga sempat mengunggah soal pemutusan secara tiba-tiba ini. Sontak, banyak warganet yang menyayangkan peristiwa ini dan memberikan dukungan pada dirinya.
"Kalian sudah mendengar bahwa Grab membeli Uber. Tak masalah bagi sebagian orang. Namun, berefek bagi seluruh kantor saat menerima informasi untuk meninggalkan kantor dalam waktu 2 jam. Ya, seluruh kantor keluar dari gedung," kicaunya.
CEO Uber Bantah Akan Ada Konsolidasi
CEO Uber Dara Khosrowshahi sendiri menyebut langkah ini bukan berarti perusahaan sedang berada dalam upaya untuk melakukan konsolidasi bisnis. Hal itu diketahui dari email-nya pada para karyawan.
"Wajar jika ada pertanyaan apakah ini merupakan strategi konsolidasi, mengingat sudah dilakukan di Tiongkok termasuk Rusia, dan kini Asia Tenggara. Namun, jawabannya adalah tidak," tuturnya seperti dikutip dari CNBC.
Ia juga menuturkan langkah akuisisi ini karena Uber strategi global menyimpan bahaya. Maksudnya, startup asal Amerika Serikat itu bertarung di banyak lini dengan banyak kompetitor di wilayah Asia Tenggara.
Karena itu, Uber akan fokus pada wilayah pasar inti di mana mereka beroperasi saat ini. Khosrowshahi juga menuliskan bahwa 500 pegawai Uber di Asia Tenggara nantinya akan pindah ke Grab.
Advertisement
Grab Resmi Akuisisi Uber
Kepastian akuisisi Uber oleh Grab sendiri diumumkan pada 26 Maret 2018. Lewat akuisisi ini, Grab akan mengintegrasikan layanan pemesanan kendaraan dan pesan antar makanan Uber di kawasan Asia Tenggara ke platform miliknya.
Melalui penggabungan bisnis ini, Grab berambisi menjadi platform mobile online-to-offline (O2O) nomor satu di Asia Tenggara sekaligus menjadi pemain utama dalam bisnis layanan pesan antar makanan.
Grab juga akan mengambil alih operasional dan aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sebagai bagian dari akuisisi, Uber akan memiliki 27,5 persen saham di Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung dengan dewan direksi Grab.
Untuk mengurangi disrupsi, Grab dan Uber akan bekerja sama untuk segera melakukan migrasi mitra pengemudi dan penumpang Uber. Hal itu juga berlaku pada rekanan merchant termasuk rekanan pengantaran Uber Eats ke platform Grab.
Aplikasi Uber sendiri akan tetap beroperasi selama dua minggu ke depan untuk memastikan stabilitas mitra Uber. Mereka juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran mitra Grab secara online.
Sementara, Uber Eats tetap akan beroperasi hingga akhir Mei. Setelahnya, rekanan pengantaran dan restoran uber akan pindah ke platform GrabFood.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: