Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar iklan politik tentang isu adu domba yang ada di Facebook sebelum Pemilihan Presiden (Pilres) Amerika Serikat (AS) 2016, disponsori oleh kelompok-kelompok mencurigakan.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Wisconsin-Madison, berbekal basis data lima juta iklan di Facebook.
Dilansir Reuters, Rabu (18/3/2018), sebutan kelompok mencurigakan ini diberikan karena tidak ada satu pun informasi mengenai para pengiklan tersebut di publik.
Advertisement
Satu dari enam kelompok mencurigakan itu terhubung dengan Rusia, dan identitas dari sisa 122 kelompok yang diberi label "mencurigakan", masih belum diketahui.
Baca Juga
Lebih dari seperempat iklan yang mencurigakan menyinggung Capres kala itu, Donald Trump dan Hillary Clinton. Kemudian sembilan persen iklan secara tegas mengadvokasi atau menentang kandidat individu.
Menurut ketua tim peneliti, Young Mie Kim, sebagian besar iklan lainnya tidak menyebut nama kandidat presiden. Namun, tetap menyampaikan pesan seperti mendukung berbagai kebijakan yang diusung oleh kandidat.
Para peneliti melabelkan pembeli iklan mencurigakan sebagai kelompok dengan halaman yang sudah tidak aktif, tidak dapat diakses, telah dihapus atau diblokir oleh Facebook sejak Pemilu dan tidak ada informasi mengenai mereka di ranah publik.
Sikap Tegas Facebook
Facebook merupakan media sosial terbesar di dunia. Seiring perkembangannya, Facebook tidak lagi digunakan untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga di internet, tapi juga menjadi alat menyebarkan pesan-pesan dengan tujuan tertentu.
Oleh karena itu, keberadaan iklan politik di layanan tersebut bukan lagi hal yang mengherankan.
Facebook sendiri telah mengumumkan komitmennya untuk membasmi segala pesan adu domba di layanannya. Tidak hanya di AS, tapi juga negara-negara lainnya.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, sebelumnya telah mengumumkan akan mengambil tindakan keras pada siapa pun yang membeli iklan berisi isu adu domba.
Diungkapkannya, Facebook akan mewajibkan semua pengiklan tersebut untuk mengkonfirmasi identitas dan lokasi mereka.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement