Pakai Teknologi Pengenalan Wajah, Polisi Salah Identikasi Ribuan Orang

Teknologi pengenalan wajah yang digunakan oleh kepolisian South Wales ternyata bisa berpotensi salah tangkap terhadap ribuan orang.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Mei 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 08:30 WIB
Teknologi Face Recognition (Pengenalan Wajah). Kredit: Petapixel
Teknologi Face Recognition (Pengenalan Wajah). Kredit: Petapixel

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk mendeteksi pelaku kriminal ternyata bisa mengalami kesalahan.

Buktinya, ribuan orang yang menghadiri pertandingan final Liga Champion di Cardiff, Wales, 2017 lalu telah salah diidentifikasi sebagai orang-orang yang berpotensi melakukan tindak kriminal.

Mengutip The Guardian, Selasa (8/5/2018), kepolisian setempat rupanya memang telah menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk mempermudah tugasnya mengenali penjahat dan pelaku tindak kriminal.

The Guardian menyebut, pihak kepolisian South Wales telah memindai lebih dari 170 ribu wajah yang bepergian ke Cardiff untuk menyaksikan pertandingan final antara Real Madrid dan Juventus.

Dari jumlah 170 ribu orang yang diidentifikasi, ada sebanyak 2.470 orang yang ternyata dikenali sebagai pelaku tindak kriminal. Total menurut data, tingkat kesalahan teknologi pengenalan wajah ini sebesar 92 persen (2.297 orang telah salah diidentifikasi).

Kepolisian South Wales mengakui, "Tidak ada sistem pengenalan wajah yang akurat 100 persen. Namun, teknologi ini telah menuntun pada adanya 450 penangkapan pelaku kriminal sejak diperkenalkan."

Kepolisian juga menyebut, tidak ada seorangpun ditangkap gara-gara kejadian salah identifikasi dalam kasus di atas.

Kesalahan Gara-Gara Kualitas Gambar Rendah

pengenalan wajah
Teknologi pengenalan wajah untuk merekomendasikan menu di KFC (Sumber: Tech Crunch)

"Lebih dari 2.000 orang cocok dengan (data) pada teknologi pengenalan wajah kami, ada 450 penangkapan," tutur juru bicara kepolisian setempat.

Pihak kepolisian mengatakan, dari jumlah yang ditangkap, tindak kejahatannya pun beragam, ada yang dipenjara enam tahun karena perampokan. Ada pula yang ditahan 4,5 tahun karena pencurian barang.

"Ada masalah teknis, itu adalah hal yang umum pada semua sistem pengenalan wajah dan itu merupakan kesalahan positif seiring perkembangan teknologi. Sejak penerapannya pertama kali di final Liga Champion 2017, keakuratan sistem yang digunakan oleh kepolisian terus meningkat," katanya.

Pihak berwenang menyebut, penyebab banyaknya salah identifikasi wajah di pertandingan final sepakbola itu lantaran kualitas gambar yang dihasilkan masih rendah.

Berpotensi Temukan Hal Besar

Sistem kamera CCTV berbasis pengenalan wajah
Sistem kamera CCTV berbasis pengenalan wajah Hikvision diperkenalkan di ajang Indonesia Infrastructure Week di JJC Senayan (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Berdasarkan hasil temuan, terungkap bahwa 46 orang telah salah identifikasi dalam pertandingan petinju Anthony Joshua. Sementara, 42 orang lainnya salah diidentifikasi pada pertandingan rugby antara Wales dan Australia, November lalu.

Meski banyak identifikasi palsu, ada juga porsi keberhasilan dari penerapan teknologi ini. Misalnya, ada enam yang berhasil diidentifikasi di konser Liam Gallagher di Cardiff, Desember lalu.

Kepala polisi Matt Jukes mengatakan, teknologi ini berpotensi dipakai untuk menemukan sesuatu hal yang besar.

"Kami perlu menggunakan teknologi ini ketika ada ribuan orang berkumpul dalam kerumunan. Tujuannya untuk melindungi semua orang, kamipun mendapat hasil yang bagus dari itu, tentunya dengan memastikan akurasinya," tutur Jukes kepada BBC. 

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya