Sekolah Ini Pakai Pengenal Wajah untuk Cegah Siswa Tidur di Kelas

Sebuah sekolah di Tiongkok gunakan teknologi pengenal wajah untuk mencegah siswa tertidur di kelas.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 19 Mei 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2018, 16:00 WIB
Facial Recognition
Teknologi pemindaian wajah untuk mendeteksi penyakit langka. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Mengantuk di tengah pelajaran saat di dalam kelas tentu bukan hal baru bagi para siswa. Namun, siswa-siswa di salah satu sekolah Tiongkok tampaknya akan sulit curi waktu tertidur di kelas.

Pasalnya, sekolah yang menerapkan teknologi tinggi itu akan menggunakan kamera berbasis teknologi kecerdasan buatan dengan kemampuan pengenalan wajah yang canggih.

Pengenalan wajah sendiri bakal digunakan untuk mengenali wajah-wajah siswa yang tidak memperhatikan saat pelajaran tengah berlangsung.

Mengutip laman Ubergizmo, Sabtu (19/5/2018), sistem manajemen kelas pintar ini telah dipasang di SMP Hangzhou No.11, Tiongkok.

Sistem ini akan memantau ekspresi dan gerakan-gerakan siswa di kelas. Tak lupa, sistem juga akan menganalisa dengan big data untuk memastikan siswa benar-benar memperhatikan saat kelas tengah berlangsung.

Sistem pengenalan wajah juga akan mengenali saat siswa benar-benar memperhatikan atau ketika mereka tertidur di bangku kelas.

Bisa Kenali Ekspresi Wajah

Teknologi Face Recognition (Pengenalan Wajah). Kredit: Petapixel
Teknologi Face Recognition (Pengenalan Wajah). Kredit: Petapixel

Sistem ini disebut-sebut bisa mendeteksi ekspresi wajah senang, marah, atau takut dari siswa-siswi.

Para siswa pun akan diberi skor secara real-time yang dapat dilihat oleh guru di layarnya.

"Sistem ini hanya mengumpulkan ekspresi wajah siswa serta informasi kebiasaannya. Ini juga bisa meningkatkan interaksi yang baik antara para guru dan siswanya," kata Wakil kepala Sekolah Zhang Guanqun.

Masih menurut Zhang, para siswa telah mulai menerima hasil pemantauan tersebut setelah adanya uji coba selama sebulan.

Zhang juga mengklaim, sistem tersebut telah berhasil memperbaiki perilaku siswa ketika berada di dalam kelas.

Tiongkok memang belakangan ini gencar menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan pengenalan wajah untuk berbagai hal. Misalnya saja untuk memverifikasi pembayaran, hingga upaya menangkap kriminal di tempat umum.

Pengenal Wajah Salah Identifikasi Orang

pengenalan wajah
Teknologi pengenalan wajah untuk merekomendasikan menu di KFC (Sumber: Tech Crunch)

Penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk mendeteksi pelaku kriminal ternyata bisa mengalami kesalahan.

Buktinya, ribuan orang yang menghadiri pertandingan final Liga Champion di Cardiff, Wales, 2017 lalu telah salah diidentifikasi sebagai orang-orang yang berpotensi melakukan tindak kriminal.

Mengutip The Guardian, kepolisian setempat rupanya memang telah menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk mempermudah tugasnya mengenali penjahat dan pelaku tindak kriminal.

The Guardian menyebut, pihak kepolisian South Wales telah memindai lebih dari 170 ribu wajah yang bepergian ke Cardiff untuk menyaksikan pertandingan final antara Real Madrid dan Juventus.

Dari jumlah 170 ribu orang yang diidentifikasi, ada sebanyak 2.470 orang yang ternyata dikenali sebagai pelaku tindak kriminal. Total menurut data, tingkat kesalahan teknologi pengenalan wajah ini sebesar 92 persen (2.297 orang telah salah diidentifikasi).

Kepolisian South Wales mengakui, "Tidak ada sistem pengenalan wajah yang akurat 100 persen. Namun, teknologi ini telah menuntun pada adanya 450 penangkapan pelaku kriminal sejak diperkenalkan."

Kepolisian juga menyebut, tidak ada seorangpun ditangkap gara-gara kejadian salah identifikasi dalam kasus di atas.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya