Kemkominfo Uji Algoritma Bigo untuk Berburu Konten Pornografi

Kemkominfo tengah mempersiapkan uji coba algoritma berbasis kecerdasan buatan milik Bigo untuk menemukan konten pornografi di internet.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Mei 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2018, 14:00 WIB
[Bintang] Kominfo
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A Pangerapan. (Daniel Kampua/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bakal melakukan uji coba algoritma milik platform internet Bigo guna menemukan konten pornografi yang ada di dunia maya.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat dijumpai di peluncuran Cube TV di Jakarta, Senin sore (21/5/2018).

Pria yang karib disapa Semmy ini mengatakan, ia dan timnya sempat melihat sistem untuk menyaring konten-konten pornografi dan pornoaksi yang digunakan Bigo di kantornya yakni di Guangzhou, Tiongkok.

"Waktu itu Bigo banyak pornoaksi, kemudian kami tutup (blokir), terus Bigo mengajukan pembukaan office di sini, saya lihat sistem mereka di sana (Guangzhou) dan mereka memperbaiki. Malah kalau kami lihat sistemnya untuk filtering konten-konten porno lebih akurat," kata Semmy.

Melihat keakuratan algoritma Bigo untuk menyaring konten pornografi, Kemkominfo, kata Semmy, tertarik untuk menerapkannya di Indonesia dengan tujuan yang sama.

"Itu algoritmanya bisa mendeteksi orang-orang yang buka baju, itu terbaca algoritma, jadi ini untuk mendeteksi image. Nah, kami melihat mereka punya algoritma yang bagus untuk menangkal pornografi," tutur Semmy.

Semmy mengatakan, Kemkominfo sebenarnya sudah memiliki mesin pengais konten negatif, tetapi itu hanya untuk mengais konten tulisan.

Menurut Semmy, memang diperlukan filter penyaringan lain untuk mempercepat dan meringankan kinerja tim Aptika dalam menangkal konten pornografi.

"Konten pornografi itu banyak, makanya harus dicari terus. Jadi kami ingin uji coba apakah (algoritma Bigo) membantu enggak, bisa lebih cepat enggak. Kalau saya sih bulan Ramadan fokus dengan ini dulu. Kemkominfo ingin mencobanya untuk membantu mempercepat pencarian," ucap pria berkacamata ini.

Algoritma Berbasis Kecerdasan Buatan

Peluncuran Cube TV
Peluncuran Cube TV milik Bigo yang turut dihadiri oleh Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Abrijani Pengerapan (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Sementara itu, Kepala Pemasaran Global Cube TV Aswin Atonie mengakui Bigo sempat diblokir di Indonesia lantaran adanya pihak-pihak yang memanfaatkan untuk menyiarkan pornoaksi.

Kendati begitu, karena menganggap Indonesia adalah pasar yang penting, Bigo berbenah.

Bahkan, kata Aswin, Bigo merapkan algoritma berbasis kecerdasan buatan yang akan menemukan konten-konten berbau pornografi hanya dalam waktu 60 detik.

"Jadi kami punya sistem artificial intelligence yang di mana kami bisa capture dan take down konten-konten negatif dalam waktu 60 detik dengan ketepatannya 99 persen," kata Aswin.

Sementara, satu persen sisanya dikover oleh tim beranggotakan 33 orang yang bekerja 24 jam untuk menyaring konten pornografi di platform Bigo di Indonesia.

Aswin mengatakan, di Bigo Live, ketika ada orang atau user yang ter-capture tengah melakukan tindak pornoaksi dan menjurus ke pornografi, dalam 60 detik live streaming-nya akan ditutup.

"Ini yang akan kami kerja sama dengan pemerintah. Jadi waktu itu timnya Pak Semmy sudah datang dan ke kantor Bigo di Guangzhou untuk melihat seperti apa AI yang dijalankan dan mereka senang sekali dengan itu," katanya.

Bigo di Indonesia memang memiliki pasar yang cukup besar. Aswin mengatakan, Indonesia memegang 40 persen pengguna Bigo di seluruh dunia, di bawah India.

Untuk itulah Bigo berkomitmen untuk menghadirkan layanan sekaligus memenuhi peraturan pemerintah.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya