Liputan6.com, Jakarta - Sekali lagi kasus akrobat jempol di Twitter berujung pada aparat. Bahkan, kali ini melibatkan Agen Rahasia Amerika Serikat (United States Secret Service, USSS).Â
Seorang aktor pemenang Piala Oscar, Peter Fonda, harus berhadapan dengan kekesalan warganet. Pasalnya, ia marah-marah sambil berkata Barron Trump (putra bungsu Donald Trump) harus direnggut dari pelukan ibunya dan dimasukkan ke jeruji bersama para pedofil.
Kemarahan Fonda di Twitter didasarkan pada kontroversi pemisahan imigran gelap dan anak-anak mereka yang baru-baru ini terjadi pada pemerintahan Presiden Trump.
Advertisement
Baca Juga
Kicauan itu memang sudah dihapus, tetapi Ibu Negara AS Melania Trump sudah melaporkannya ke Agen Rahasia AS. Namun, pihak mereka enggan membeberkan terkait ada atau tidaknya investigasi.
"Karena masalah praktik, Agen Rahasia tidak menyediakan konfirmasi adanya maupun status investigasi," kata juru bicara Agen Rahasia seperti dikutip The New York Times, Jumat (22/6/2018).
Peter Fonda telah merilis pernyataan meminta maaf pada keluarga Trump atas kicauannya.
"Itu tindakan salah dan saya harusnya tidak melakukannya. Saya segera menyesalinya dan meminta maaf secara tulus pada keluarga (Trump) atas apa yang saya ucapkan dan segala rasa sakit yang disebabkan ucapanku," ucap pernyataan Fonda di Twitter.Â
Sebagai informasi, Barron Trump adalah anak tunggal dari Presiden Trump dan Melania Trump. Barron masih berusia 12 tahun.
Ini bukan pertama kalinya ada seleb yang ditindak karena tingkah mereka di Twitter. Sebelumnya, acara sitkom yang dibintangi komedian Roseanne Barr dihentikan karena kicauan rasisnya.Â
Â
Kekuatan Kicauan
Walau Twitter masih kalah populer dibanding Instagram dan Facebook, platform ini memiliki spesialisasi sendiri. Sebab, penyebaran informasi bisa terjadi secara real-time di timeline Twitter.
Apalagi banyak orang-orang terkenal yang menggunakan Twitter secara personal, alias tidak memakai admin.
Contohnya, Presiden Trump berulang kali berkicau di Twitter untuk menyerang lawannya, sekaligus menyiarkan kebijakannya. Salah satu yang paling terkenal adalah saat ia berkelahi dengan Korea Utara dan Tiongkok.
Di Indonesia, Twitter juga dipakai oleh para tokoh politik, seleb, dan selebtwit (seleb Twitter) untuk menyampaikan segala jenis opini dan pemikiran mereka.
Tidak heran bila di platform ini kerap terjadi fenomena twitwar akibat bentroknya pandangan sosial dan politik yang berbeda.
Advertisement
Jadi Tersangka Akibat Twitter
Twitter pun bisa menjadikan seseorang sebagai tersangka, seperti pada kasus Ahmad Dhani.
Kasus ini bermula kala Ahmad Dhani mengunggah kicauan di akun @AHMADDHANIPRAST pada 6 Maret 2017. Posting-an ini berbunyi, "Siapa saja yang dukung penista agama adalah bxxx yang perlu diludahi mukanya."
Atas kicauannya ini, tiga hari kemudian Ahmad Dhani dilaporkan ke polisi oleh Jack Boyd Lapian, simpatisan Ahok sekaligus pendiri BTP Network. Ahmad Dhani diduga melanggar Pasal 28 ayat 2 Jo Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Kasus ini pun masih terus berlanjut di persidangan.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini