Berawal dari Hobi, Dua Sekawan Ini Raup Omzet Rp 20 Juta dari Strap Kamera

Hevy Leather bergabung dengan Bukalapak pada 2014, setelah sebelumnya mencoba memasarkan produknya di media sosial Facebook dan forum fotografi.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Agu 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2018, 17:00 WIB
Bukalapak
Ki-ka: Perdana Adi Nugroho dan Yuli Artanto, pendiri Hevy Leather. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Yogyakarta - Perdana Adi Nugroho dan Yuli Artanto memulai bisnis online dari hobi fotografi dan kegemaran mereka terhadap kamera jadul (jaman dulu).

Keduanya saat ini memiliki toko online di Bukalapak, Hevy Leather, yang menjual strap (tali pengikat) kulit bergaya klasik untuk kamera.

"Kami punya hobi fotografi dan suka dengan kamera jadul, tapi sebelumnya itu tidak banyak strap yang bagus, klasik. Oleh karena itu, kami berpikir kenapa tidak menjualnya saja," tutur Adi saat ditemui sejumlah media di display store Hevy Leather di Taman Siswa Yogyakarta, Rabu (29/8/2018).

Hevy Leather bergabung dengan Bukalapak pada 2014, setelah sebelumnya mencoba memasarkan produknya di media sosial Facebook dan forum fotografi.

Respons terhadap produk mereka di kedua layanan tersebut cukup baik, tapi transaksi naik drastis sejak ada di Bukalapak.

Sebagai pemain baru, kata Adi, pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk memikat hati konsumen.

Strategi ini untuk mengungguli para pesaingnya, karena ada beberapa kompetitor yang juga menjual produk serupa.

Untuk lebih unggul, Hevy Leather memperbanyak varian produk dengan harga jual lebih murah, dan memberikan kemasan spesial untuk membuat paket penjualan lebih menarik.

Hevy Leather saat ini memiliki sekira 30-40 varian strap dengan kisaran harga jual Rp 130 ribu-Rp 275 ribu. Saat ini, dua tempat produksinya bisa menghasilkan 100-200 unit setiap bulan.

"Sebelum kita produksi banyak, kita juga ada trial and error juga. Sejauh ini, kita jarang sekali menerima keluhan dari konsumen yang sudah membeli, artinya kualitas kami terjamin, ungkap Adi.

Menurut Adi, pihaknya mengantongi omzet dari penjualan strap berkisar Rp 15 juta-Rp 20 juta setiap bulan dari Bukalapak.

Hevy Leather merupakan sumber pendapatan kedua bagi Adi, yang juga bekerja di bidang desain grafis ini.

Diungkapkan pria kelahiran Solo, 25 November 1982 tersebut, sejauh ini sebagian besar pembeli berasal dari Jakarta dan lua pulau Jawa.

Untuk bahan kulitnya sendiri, Hevy Leather, menggunakan kulit sapi lokal. "Materialnya itu biasanya berasal dari Jakarta, Yogyakarta dan wilayah Jawa Timur," sambungnya.

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Ekspansi Produk

Bukalapak
Lapak strap kamera Hevy Leather. Liputan6.com/Andina Librianty

Setelah sukses dengan strap kamera, Hevy Leather melebarkan sayapnya dengan menjual tas kulit.

Penjualan tas kulit ini baru berjalan selama satu tahun, atau tepatnya dimulai pada paruh kedua 2017.

Diungkapkan Yuli, kisaran harga jual tas kulit mulai dar Rp 750 ribu-Rp 1,3 juta. Omzet dari penjualan tas pun tidak jauh berbeda dari strap.

Berbeda dengan strap yang menggunakan kulit lokal saja, ada tas yang dibuat dari kulit sapi impor.

Kulit impor ini berasal dari wilayah Eropa dan Korea. Namun untuk kulit impor, mereka tidak bisa memilih warna yang diinginkan.

"Kualitas impor memang lebih bagus, tapi kita tidak bisa memilih warnanya. Namun, bukan berarti kulit lokal tidak bagus," katanya.

Lebih lanjut, Adi dan Yuli memiliki pembagian tugas dalam menjalankan bisnis ini. Yuli mengurus bagian produksi, sedangkan Adi menangani pemasaran produk-produk tersebut. Keduanya meyakini bisnis online ini akan semakin berkembang di masa depan.

Mereka juga menilai menggunakan Bukalapak sejauh ini cukup meningkatkan penjualan daripada cara lama melalui media sosial.

Menurut Adi, melalui Bukalapak, mereka juga bisa memperluas pasar tanpa harus mengeluarkan biaya banyak untuk beriklan, serta fitur-ftur yang ada cukup efektif karena memangkas berbagai langkah berjualan online secara konvensional via media sosial atau aplikasi pesan.

Perkuat Merek dengan Kualitas

Kamera Leica yang pecahkan rekor termahal di dunia (Westlicht Photohraphica Auction/APA/dpa)
Kamera Leica yang pecahkan rekor termahal di dunia (Westlicht Photohraphica Auction/APA/dpa)

Penjualan boleh saja terus mengalami perkembangan, tapi bukan berarti tidak ada kendala.

Banyaknya produk serupa yang dijual secara online, menjadi salah satu ancaman bagi para pedagang.

Bagi Hevy Leather, mereka memiliki komitmen untuk memperkuat branding atau mereknya melalui kualitas yang terbukti bagus agar tak kalah saing.

"Branding itu penting karena untuk menandai produk. Jadi misalnya ada orang yang memegang produk kami dan menyukainya, lalu lihat mereknya, hal itu tentu akan menguntungkan kami," jelas Adi.

Selain itu, fitur review yang ada di Bukalapak, juga menguntungkan bagi para pedagang online.

Hal ini karena orang sekarang kerap membaca review dari konsumen yang sudah membeli produknya, sehingga komentar-komentar tersebut juga akan berdampak pada pembelian.

"Pembeli sekarang semakin cerdas, mereka sekarang baca review dan keterangan-keterangan lainnya. Jadi konsumen bisa lebih tahu tentang kualitas produk bersangkutan," ungkap Adi.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya