Adjusted EBITDA Bukalapak Naik 28% pada 2024

Sepanjang tahun 2024, total pendapatan Bukalapak mencapai Rp 4,5 triliun, dengan kontribusi hampir seimbang antara O2O dan Marketplace.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 19 Mar 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 14:00 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) merilis laporan keuangan kuartal IV 2024 (4Q24) dengan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 7% secara kuartalan (QoQ). Kenaikan pendapatan Bukalapak ini didorong oleh lonjakan 21% pada pendapatan segmen Marketplace.

Meski pendapatan Online-to-Offline (O2O) turun 9% akibat restrukturisasi segmen FMCG, BUKA tetap menegaskan komitmennya pada keberlanjutan dan profitabilitas jangka panjang.

Sepanjang tahun 2024, total pendapatan Bukalapak mencapai Rp 4,5 triliun, dengan kontribusi hampir seimbang antara O2O dan Marketplace.

Perusahaan optimistis bahwa pendapatan Marketplace akan tumbuh lebih pesat dibandingkan O2O dalam beberapa kuartal mendatang, sejalan dengan strategi bisnis yang semakin fokus.

Penyesuaian Strategis

Dalam upaya meningkatkan efisiensi, Bukalapak melakukan penyesuaian strategis dengan merampingkan bisnis non-inti. Meski transisi ini berdampak pada pendapatan dan margin kontribusi dalam jangka pendek, penghematan biaya General & Administrative (G&A) mampu menutupi dampak tersebut.

Beban G&A membaik dari -Rp260 miliar di 3Q24 menjadi -Rp156 miliar di 4Q24, setelah dikeluarkannya biaya legal dan restrukturisasi satu kali.

Adjusted EBITDA Bukalapak 2024 naik 28% YoY, mencerminkan keberhasilan optimalisasi bisnis yang dijalankan. Sementara itu, core earnings melonjak signifikan dari Rp 42 miliar pada 2023 menjadi Rp 443 miliar pada 2024.

Kinerja ini didukung oleh efisiensi biaya staf dan IT, serta peningkatan pendapatan keuangan. Perusahaan juga mengantongi posisi kas kuat sebesar Rp 19 triliun untuk mendukung ekspansi ke depan.

CEO Bukalapak, Willix Halim, menegaskan bahwa perusahaannya kini berfokus pada empat segmen utama: Mitra Bukalapak, Gaming, Retail, dan Investment.

Struktur pelaporan keuangan akan disesuaikan mulai kuartal I 2025 untuk mencerminkan fokus baru ini. BUKA menargetkan pertumbuhan pendapatan dan margin kontribusi berkelanjutan di seluruh segmen inti pada 2025, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

 

Promosi 1

Transformasi Bisnis Bukalapak

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)... Selengkapnya

Memasuki usia ke-15 tahun, Bukalapak menegaskan komitmennya dalam mendorong inovasi dan transformasi digital di Indonesia.

Sejak berdiri pada 2010, BUKA telah berevolusi menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem digital Indonesia, mendukung jutaan pelaku UMKM, mitra digital, dan konsumen.

Pada Oktober 2024, Bukalapak mengumumkan restrukturisasi besar dengan memfokuskan bisnis pada produk virtual, gaming, investasi, retail, serta Mitra Bukalapak.

Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penghentian bertahap penjualan produk fisik di aplikasi dan situs Bukalapak, efektif mulai Februari 2025.

Segmen produk fisik hanya menyumbang sekitar 3% dari total pendapatan, sehingga perusahaan memilih mengalihkan fokus ke bisnis yang lebih prospektif.

Hingga akhir 2024, BUKA mencatat pengelolaan dana IPO sebesar Rp 21,85 triliun. Sebanyak Rp 11,9 triliun telah dialokasikan untuk modal kerja dan pengembangan bisnis. Sisa dana akan dimanfaatkan untuk ekspansi usaha melalui investasi, joint ventures, dan pembelian aset.

Segmen O2O dan Marketplace tetap menjadi pilar utama BUKA, dengan kontribusi masing-masing sekitar 40-50% dan 50-60% dari total pendapatan. Selain platform utama Bukalapak, perusahaan terus memperluas layanan seperti Mitra Bukalapak, BMoney, itemku, Lapakgaming, serta merek ritel seperti Rexus, Russ and Co, dan Pexio.

Willix Halim menegaskan bahwa transformasi ini bertujuan membangun bisnis yang lebih tangguh, efisien, dan berkelanjutan. "Dengan strategi yang kami jalankan, kami yakin Bukalapak akan terus memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.

 

Bukalapak sebagai Penggerak Transformasi Digital UMKM Indonesia

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)... Selengkapnya

Sebagai perusahaan teknologi Indonesia pertama yang tercatat di bursa, Bukalapak terus memantapkan posisinya sebagai super enabler teknologi untuk mendukung UMKM serta berbagai vertikal bisnis digital.

Hingga kini, Bukalapak telah melayani ratusan juta pengguna dan puluhan juta UMKM di Indonesia.

Dengan mengandalkan lebih dari satu dekade inovasi teknologi, BUKA berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia melalui layanan marketplace, fintech, O2O, hingga solusi merchant.

Fokus perusahaan adalah menciptakan ekosistem digital yang inklusif, memberdayakan pelaku usaha kecil, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya