Mark Zuckerberg: Butuh Waktu Lama untuk Benahi Facebook

Bos Facebook Mark Zuckerberg mengatakan, butuh waktu cukup panjang untuk membenani jejaring sosial Facebook.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Sep 2018, 15:38 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2018, 15:38 WIB
Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Jakarta - Bos Facebook Mark Zuckerberg mengatakan, butuh waktu cukup panjang untuk membenani jejaring sosial Facebook.

Dalam unggahan di akun Facebook-nya, Zuckerberg mengatakan, untuk membenahi Facebook diperlukan sebuah proyek yang setidaknya berjalan selama tiga tahun. Bahkan, diperpanjang pada 2019.

Meski begitu, Zuck berharap proyek untuk membenahi Facebook bisa berlangsung dalam jangka waktu lebih cepat.

Selain itu, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Minggu (9/9/2018), ia mengatakan akan menuliskan serangkaian uraian tentang cara yang dilakukan untuk mengatasi banyak masalah di Facebook.

Hal ini terjadi setelah CEO Facebook itu menggebrak publik dengan janji terbukanya untuk memperbaiki berbagai masalah di jejaring sosial besutannya.

Bersama Facebook, suami Priscilla Chan ini telah melewati masa-masa sulit menghadapi berbagai hal.

Masalah yang dimaksud mulai dari skandal penyalahgunaan data yang dilakukan Cambridge Analytica hingga peran Facebook turut menyebarkan informasi palsu, hingga dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016, serta berbagai problematika lainnya.

Bahkan, COO Facebook Sheryl Sandberg sempat menghadap ke Congress untuk menjawab berbagai pertanyaan parlemen tentang masalah-masalah di Facebook.

 

Berusaha Atasi Masalah Facebook Setahun Terakhir

[Bintang] Mark Zuckerberg
Tawa Mark Zuckerberg sebelum dirundung masalah pencurian data pengguna Facebook. (AFP/Kimihiro Hoshino)

Sekadar diketahui, Zuckerberg telah berupaya mengatasi masalah Facebook sejak setahun terakhir. Agustus lalu, dia menentang berbagai kelompok haters yang ada di Facebook, bahkan akun-akun tersebut ditutup oleh admin Facebook.

Selain itu, Nomber lalu Zuck juga membentuk inisiatif baru dari perusahaan untuk memperluas jangkauan organisasi layanan masyarakat di lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan Facebook.

"Sembari kami melakukan banyak pekerjaan agar Facebook lebih baik, lebih cepat menemukan masalah-masalah, membuat lebih sedikit kesalahan, rupanya banyak keputusan sulit yang kami hadapi yang melibatkan pertukaran sulit antara prinsip yang kami hargai secara mendalam," kata Zuckerberg.

Zuckerberg menyebutkan, misi utama Facebook adalah membuat orang lebih bisa mengungkapkan pendapatnya. "Namun kami juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar pengguna tetap aman," katanya.

Pengguna Mulai Tinggalkan Facebook

Seratus Potongan Karton Mark Zuckerberg Berjejer di Halaman Gedung Capitol AS
Awak media mengambil berita di 100 di dekat potongan karton CEO Facebook Mark Zuckerberg yang berjejer di halaman Capitol AS di Washington DC (10/4). (Zach Gibson / Getty Images / AFP)

Sebelumnya, laporan terbaru menyebut para pengguna mulai meninggalkan Facebook setelah heboh kasus penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica. 

Berdasarkan survei dari Pew Research Center, mayoritas pengguna Facebook di Amerika Serikat dilaporkan memilih untuk rehat dari media sosial itu hingga beberapa minggu selama setahun terakhir.

Seperti dikutip dari The Verge, Sabtu (8/9/2018), sekitar 25 persen responden mengaku sudah menghapus aplikasi Facebook dari perangkatnya.

Adapun survei ini dilakukan pada pengguna Facebook di Amerika Serikat dengan usia 18 tahun ke atas.

Survei diadakan pada 29 Mei hingga 11 Juni, saat kasus skandal Cambridge Analytica baru muncul ke permukaan.

Oleh sebab itu, hasil survei pun menunjukkan banyak pengguna yang memilih meninggalkan Facebook.

Keputusan untuk meninggalkan Facebook ini dilaporkan berbeda-dari berdasarkan usia responden.

Semakin tua usia responden, keputusan untuk meninggalkan Facebook ternyata tidak terlalu besar.

Studi juga menunjukkan 44 persen pengguna dengan usia 18 hingga 29 mengaku dirinya memilih untuk menghapus Facebook.

Sementara hanya 20 persen dari responden yang berusia 50 hingga 64 tahun melakukaan hal tersebut.

Tidak hanya itu, lebih dari setengah responden mengaku dirinya melakukan pengaturan privasi di Facebook usai temuan skandal penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya