Liputan6.com, Jakarta - Data terbaru menunjukkan pengguna smartphone di Indonesia melewatkan rata-rata 1,2 jam per hari untuk mengonsumsi konten hiburan.
Menurut total rataan konsumsi konten pada platform UC News Feed di Indonesia, hiburan menjadi kategori yang paling sering diakses, diikuti oleh Olahraga dan Politik.
Baca Juga
Timnas Indonesia Gagal Menang di 5 Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Akui Mulai Rasakan Tekanan
Jokowi Ikut Kampanye Luthfi-Taj Yasin di Banyumas, Bawaslu Bentuk Tim Usut Dugaan Pelanggaran
Hasil Kumamoto Masters 2024: Dapat Kartu Kuning, Gregoria Mariska Tunjung Tidak Menyangka ke Final
Laporan ini dikeluarkan bersama Cheetah Global Lab dan UC Media Lab dari UCWeb, Alibaba Mobile Business Group.
Advertisement
Laporan memberikan gambaran tentang kebiasaan pengguna smartphone di Indonesia mengakses konten digital, termasuk tren terbaru konten di industri mobile entertainment, yaitu video berdurasi panjang, video pendek, berita, olahraga, dan lain-lain.
Berdasarkan platform UC News Feed, Hiburan masih menjadi kategori yang paling diminati, diikuti Olahraga dan Politik.
Cheetah Data juga menunjukkan, rata-rata penetrasi aplikasi hiburan di Indonesia (termasuk olahraga) setinggi 81,45 persen dan rata-rata akses per hari selama 1,2 jam.
Menariknya, ternyata masyarakat Indonesia lebih banyak mengakses artikel (teks dan gambar) yang diduga akibat kurang baiknya perkembangan infrastruktur yang berdampak pada kecepatan akses internet di Indonesia.
Menurut data UC Media Lab, konsumsi konten berbentuk artikel (teks dan gambar) di UC News Feed sebesar 84 persen, sedangkan video hanya 15 persen.
Berita trending topic adalah gosip selebriti. UC Media Lab menunjukkan artikel yang populer, yaitu berita sensasional seperti gosip terkait Entis Sutisna (Sule), Billy Syahputra, dan Syahrini masuk dalam top 5 gosip. Total PV dari top 5 artikel gosip selebriti mencapai 2.694.386.
Konten Berbasis Video
Di antara semua aplikasi hiburan, rata-rata penetrasi video sebesar 72,18 persen, diikuti musik (27,19 persen) dan berita (12,72 persen).
Kurang meratanya kecepatan akses internet ternyata tidak memengaruhi kecintaan masyarakat untuk mengakses konten berbasis video, meski masyarakat cenderung mengunduh video dan musik tersebut untuk dinikmati kemudian.
Di antara pemain besar aplikasi video seperti YouTube, YouTube Go, dan Google Play Movies & TV yang masuk dalam top 3, aplikasi yang sedang meroket Viu menunjukkan perkembangan mengesankan dengan menduduki posisi 4 dalam kategori aplikasi berbasis video di Indonesia.
Aplikasi video yang menayangkan konten drama Korea. Drakor.id juga menunjukkan tren sama.
Penetrasi mingguannya meningkat sebesar 173 persen. Ini menunjukkan makin disukainya konten drama Korea di Indonesia.
Dibandingkan aplikasi video tradisional lainnya, pengguna Viu cenderung wanita muda.
Dan target pasar ini sesuai dengan pangsa pasar yang menyukai drama Korea. Ditelisik dari penyebaran wilayahnya, pengguna Viu dan penyuka drama Korea lebih banyak berada di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Advertisement
Pertumbuhan Tik Tok 199 Persen
Dipengaruhi lambatnya akses internet, aplikasi video pendek dan live streaming tidak terlalu populer di Indonesia.
Penetrasinya hanya 6,26 persen dan 1,38 persen. Namun, video pendek tetap menjadi tren baru yang diperkenalkan banyak perusahaan digital dari Tiongkok.
Semakin dikenalnya aplikasi video pendek, juga membuat aplikasi tools video pendek semakin dikenal di Indonesia, yang juga banyak dari perusahaan Tiongkok.
Perusahaan yang dimaksud antara lain Vivavideo, Du Recorder, dan Kinemaster. Persentase rata-rata penetrasi aplikasi tools video pendek sama baiknya dengan aplikasi video pendek yang lebih dulu dikenal.
Tik Tok 'nyaman' dengan pertumbuhan tertinggi dengan 198,5 persen. Sementara Du Recorder tidak jauh tertinggal dengan pertumbuhan sebesar 134,8 persen.
Reporter: Syakur Usman
Sumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: