Facebook Hibahkan Dana Khusus untuk Pusat Studi Kecerdasan Buatan

Facebook baru saja mengumumkan telah menghibahkan US$ 7,5 juta untuk pusat studi kecerdasan buatan di Jerman.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 22 Jan 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 07:30 WIB
Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dilaporkan telah menghibahkan dana untuk pusat studi kecerdasan buatan di Technical University of Munich (TUM), Jerman. Pusat studi ini berfokus pada dampak etis pengembangan kecerdasan buatan.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/1/2019), raksasa media sosial itu menggelontorkan dana hibah awal sebesar US$ 7,5 juta selama lima tahun untuk pusat studi baru tersebut.

Menurut Director of Applied Machine Learning Facebook, Joaquin Quinonero Candela, pusat studi ini akan berfokus pada pembahasan seputar keamanan, kesetaraan, privasi, dan transparansi dari kecerdasan buatan.

Nantinya, pusat studi anyar ini akan dipimpin oleh profesor Christoph Luetge. Dia dikenal sebagai pakar dalam etika bisnis.

"Di Facebook, memastikan penggunaan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab dan bijaksana merupakan pondasi dasar. Kami melakukannya mulai dari label data, algoritma individual, hingga sistem yang menjadi bagiannya," tutur Candela.

Pengembangan kecerdasan buatan ini tidak lepas dari upaya Facebook untuk terus memperbaiki platform-nya. Seperti diketahui, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut kecerdasan buatan merupakan 'polisi' yang bertugas mengawasi konten di dalam platform Facebook.

Dengan kata lain, kecerdasan buatan akan bertugas mencegah penyebaran fake news, propaganda teroris, hingga hate speech di platform Facebook. Karenanya, Zuckerberg berjanji terus meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan miliknya.

Perusahaan itu juga diketahui sudah memiliki pusat pengembangan kecerdasan buatan yang dihuni sejumlah ahli dunia. Namun di tengah pengembangan tersebut, ada kemungkinan munculnya persoalan etis sehingga Facebook membuat pusat studi ini.

Untuk diketahui, ini merupakan kali pertama Facebook mendanai institusi akademis khusus untuk fokus pada kecerdasan buatan. Facebook sendiri sebenarnya telah bergabung dengan konsorsium yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Facebook Pakai Kecerdasan Buatan untuk Cegah Upaya Bunuh Diri

Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Sebelumnya, Facebook menggunakan kecerdasan buatan untuk memindai unggahan pengguna yang berpotensi melakukan upaya bunuh diri.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com, Rabu (29/11/2017), jika software kecerdasan buatan itu mendapati ada pengguna yang berpotensi bunuh diri, Facebook akan memberikan tanda ke moderator.

Selanjutnya, moderator akan merespon dengan mengirimkan kontak psikolog atau bahkan menghubungi orang pertama yang bisa menemukan pengguna yang berpotensi bunuh diri tersebut.


Memakai Kecerdasan Buatan Melawan Konten Negatif

Bos Facebook Mark Zuckerberg Hadapi Sidang Parlemen Eropa
Presiden Parlemen Eropa Antonio Tajani (kanan) menyambut CEO Facebook Mark Zuckerberg di Brussel, Belgia, Selasa (22/5). Zuckerberg menemui Parlemen Eropa untuk mendiskusikan isu penjualan data ke Cambridge Analytica. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

"Kita memakai AI untuk menghilangkan akun palsu yang bertanggung jawab atas penyebaran berita palsu dan informasi melenceng, dan iklan berkonten buruk di Facebook," ujar Zuckerberg saat melakukan dengar pendapat dengan Parlemen Eropa tahun lalu.

Zuckerberg pun menekankan dan menyadari tanggung jawabnya yang besar dalam melawan konten terorisme dan ujaran kebencian di Facebook.

Ia menyebut Facebook akan mempekerjakan lebih banyak orang untuk melawan konten-konten tersebut.

"Kami punya kemampuan untuk mengembangkan lebih banyak lagi perangkat AI, agar bisa menandai konten-konten tersebut," kata Zuckerberg. 

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya